Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Akses Rumah Lansia di Bekasi Ditutup Tembok Hotel: Harus Lewati Got Penuh Beling sampai Memilih Mengungsi

Kompas.com - 10/07/2023, 12:23 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang lansia bernama Ngadenin (63) harus bersusah payah untuk bisa pulang ke rumahnya yang terletak di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 003 RW 004, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Pasalnya, akses rumah Ngadenin ditutup tembok hotel setinggi 15 meter lebih sejak tiga tahun lalu sehingga tidak mudah baginya untuk pulang ke rumah.

"Waduh temboknya ini tinggi sekali, kurang lebih 15 meter," kata Ngadenin kepada Kompas.com, Minggu (9/7/2023).

Harus melewati got

Baca juga: Nasib Malang Ngadenin, Lansia yang Akses Rumahnya Ditutup Tembok Hotel Setinggi 15 Meter

Di bagian depan, samping, hingga belakang rumah Ngadenin berdiri dinding menjulang yang merupakan bangunan hotel empat lantai.

Satu-satunya akses jalan menuju rumah adalah dengan melewati got atau selokan selebar dua meter.

Itupun, Ngadenin harus melewati jendela rumah tetangganya, Peni, lalu keluar pintu dan menuju rumahnya.

"Aksesnya sudah ditutup total, satu-satunya jalan kita melewati got dan harus melewati rumah Bu Peni," kata Ngadenin.

Untuk bisa mencapai ke rumahnya, Ngadenin harus mengenakan sepatu boots agar terhindar dari risiko kaki terluka.

Pasalnya, kondisi got dipenuhi dengan limbah. Bukan hanya limbah plastik, tetapi juga pecahan beling, paku, batu, dan kawat tajam.

Baca juga: Akses Ditutupi Tembok Hotel, Lansia di Bekasi Pulang ke Rumah Lewat Saluran Air

Saat melewatinya, kedua tangan Ngadenin juga harus berpegangan tembok yang menjulang tinggi di kiri dan kanan.

Ngadenin berjalan perlahan, ia khawatir terpeleset atau menginjak pecahan beling dan paku yang bisa melukai kakinya.

Pilih mengungsi

Sulitnya akses menuju rumah membuat Ngadenin dan istrinya, Nur (55) memilih mengungsi karena sudah tidak kuat lagi tinggal di rumah tersebut.

Ngadenin dan Nur yang berjualan tongseng tak jauh dari rumah itu merasa lelah jika pulang ke rumah.

"Sudah kelelahan kalau mau pulang. Got ini kalau menurut saya kan rawan, ada paku, dan beling, kawat nonjol begitu," ucap dia.

Baca juga: Terusir dari Rumah karena Akses Ditutup Tembok Hotel, Lansia di Bekasi Tidur di Warung Sate

Pada akhirnya, Ngadenin, Nur, dan kelima anaknya tinggal warung yang berlokasi tak jauh dari rumahnya.

"Takut di got ada ular, memang saya belum temui, tapi saya sudah ngeri. Akhirnya saya memutuskan tidur (tinggal) di warung," kata dia.

"Akhirnya saya memutuskan untuk tidur (tinggal) di warung," sambung Ngadenin.

Sedihnya lagi, Ngadenin harus berpisah dengan kelima anaknya yang memilih untuk menyewa kos karena tak cukup tinggal di warung.

Diancam pihak hotel

Ngadenin mengaku sudah tinggal di daerah Pondok Gede sejak 1999 atau 24 tahun lalu. Semula, dia tinggal tepat di pinggir jalan raya.

Baca juga: Repotnya Lansia di Bekasi Lewat Selokan Berlumpur dan Jendela Tetangga untuk Masuk Rumah Sendiri

Bagian depan dibuat untuk berdagang sate dan tongseng. Sementara itu, rumahnya berada di bagian belakang, menyatu dengan kedainya.

Namun, selang beberapa lama kemudian, tetangga Ngadenin yang berjualan ayam bakar menjual lahannya ke pengusaha hotel.

Ngadenin lalu dipaksa dengan ancaman apabila tidak menjual lahan kepada pengusaha hotel. Tak punya kuasa, Ngadenin akhirnya menyerah.

"Saya ditakut-takuti kalau enggak mau jual ke dia (pemilik hotel), nanti saya ditakut-takuti akan dikurung, ditutup (akses jalan) akhirnya saya nyerah," tutur Ngadenin.

Sedihnya, harga jual yang ditawarkan pihak hotel tidak seberapa. Ngadenin hanya bisa membeli rumah kecil yang tak jauh dari lokasi.

"Ditawar harganya sangat sangat rendah, tidak sesuai kalau buat beli rumah pengganti enggak dapet, setengah saja enggak dapat," kata dia.

Baca juga: Tiga Tahun Sudah Lansia di Bekasi Kehilangan Akses Menuju Rumah yang Ditutup Tembok Hotel

Semula terdapat akses jalan

Ngadenin membeli rumah yang kini aksesnya telah ditutup. Saat awal membeli dan tinggal selama 10 tahun, akses jalan masih tersedia.

Kemudian, para pemilik lahan di sekitar rumahnya menjual ke pihak hotel, termasuk juga tanah wakaf yang dijual.

"Saya beli di sini awalnya ada jalan, katanya sudah diwakafkan, tapi akhirnya dijual semua ke hotel sama jalannya saya enggak tahu," ucap dia.

Penutupan akses terjadi selama tiga tahun. Pihak hotel menutup jalan tanpa memberitahu Ngadenin dan keluarganya.

Tiga rumah terdampak

Baca juga: Lansia di Bekasi Harus Lewat Got Penuh Beling untuk Masuk Rumah karena Akses Ditutup Tembok Hotel

Selain Ngadenin, terdapat dua orang tetangganya yang bernasib serupa. Namun  satu di antaranya telah menjual rumahnya ke pihak hotel.

Kini, hanya tersisa rumah Ngadenin dan Peni. Ngadenin tidak lagi menempati rumahnya lantaran kondisinya sudah tidak layak huni. Begitu juga dengan Peni.

"Tadinya ada tiga rumah, tapi sekarang hanya sisa dua, rumah saya dan Bu Peni. Rumah Pak Marno sudah dijual," kata Ngadenin.

(Penulis: Firda Janati | Editor: Icha Rastika, Jessi Carina).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com