Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Usul Pengadaan Transportasi Air Rute Tanah Abang-Sudirman Pernah Diajukan, tapi Tak Berhasil

Kompas.com - 10/07/2023, 20:49 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga menilai pengadaan transportasi air di sungai-sungai atau kali wilayah DKI Jakarta kurang relevan.

Hal itu merujuk dari hasil uji coba yang pernah dilakukan di era Gubernur Sutiyoso (1997-2007).

"Ide transportasi air sudah pernah dicoba diterapkan di era Pak Sutiyoso, tetapi tidak berhasil," ujar dia saat dihubungi, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Kegiatan Susur Kali Ciliwung Diharapkan Bisa Berkembang Jadi Rute Transportasi Air Tanah Abang-Karet

Berdasarkan hasil uji coba, ada dua faktor yang membuat transportasi air kurang cocok diterapkan di Ibu Kota.

Salah satunya adalah debit air yang kurang stabil.

"Kendala utamanya itu debit air yang tidak stabil saat musim kemarau. Jadi alirannya dangkal," ungkap dia

Selain itu, kendala lainnya adalah banyaknya sampah yang ada di aliran kali. Sampah-sampah itu pada akhirnya membuat baling-baling mesin kapal rusak.

Baca juga: Kata Warga soal Usul Transportasi Air Tanah Abang-Sudirman: Menarik, asalkan Sungai Bebas Sampah

"Sampah yang menyangkut ke baling-baling mesin juga menjadi kendala, sehingga Dishub DKI waktu itu menghentikan operasional transportasi air yang saat itu diuji coba dari Dukuh Atas ke Manggarai pulang pergi," beber dia.

Namun Nirwono tidak menjelaskan secara rinci soal waktu uji coba transportasi air.

Ia hanya menggaransi uji coba dilakukan dialiran Kali Ciliwung.

Diberitakan sebelumnya, Komunitas Khatulistiwa Response Team membuat program "Edukasi Sungai" dengan cara menyusuri aliran Kali Ciliwung, Jakarta Pusat, kemarin, Minggu (9/7/2023).

Baca juga: Kali Angke yang Kini Mudah Meluap, Dulunya Jadi Andalan Moda Transportasi Air Batavia

Ketua Komunitas Khatulistiwa Response Team Agus Setiawan berharap, program ini tidak hanya sekadar susur kali yang dibalut edukasi, melainkan turut menjadi pemantik terciptanya transportasi air di aliran Kali Ciliwung yang menghubungkan kawasan Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Sudirman.

"Harapan saya, sungai ini, Kali Ciliwung, bisa dijadikan destinasi wisata atau transportasi air oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah," ujar Agus kepada wartawan di lokasi.

"Bayangin ada transportasi air dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Karet, lalu lanjut ke Stasiun Sudirman. Itu bisa mengurangi kemacetan dan kepadatan kan, terus bisa menjadi income bagi masyarakat juga," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com