Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan SDN Lengkong Karya 1 Diduga Serobot Lahan, Berujung Gerbang Ditembok Warga

Kompas.com - 18/07/2023, 10:32 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Gerbang masuk SDN Lengkong Karya 1, Serpong Utara, Tangerang Selatan, ditutup tembok beton.

Gerbang sekolah itu ditutup pemilik lahan karena Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan diduga belum membayar tanah.

Penjaga sekolah bernama Mansyur (51) mengatakan, pemilik lahan tersebut tak serta merta menembok akses sekolah.

Baca juga: Akses Ditutup Tembok Beton, Bangunan SDN Lengkong Karya 1 Serpong Diduga Serobot Lahan Warga

Namun, pemilik lahan sudah mengultimatum pihak sekolah dua bulan lalu, sebelum menutup akses sekolah pada Sabtu (15/7/2023).

"Iya, sudah dikasih tahu dua bulan sebelum ini ditembok. Pihak sekolah sudah dikasih tahu, pemilik bilang, 'Bakal kami tembok semua'. Cuma dia bilang gitu, tapi enggak bilang bakal tutup gerbang," kata Mansyur saat ditemui di SDN Lengkong Karya 1, Senin (18/7/2023).

Pemilik sisakan 70 cm untuk masuk ke sekolah

Meski demikian, pemilik lahan tidak menembok gerbang masuk SDN Lengkong Karya 1 seluruhnya.

Pemilik lahan menyisakan sekitar 70 sentimeter sebagai akses keluar-masuk sekolah.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Senin, tembok itu terlihat menutupi bagian depan gedung sekolah di Jalan Masjid Al-Kautsar, Kampung Perigi.

Baca juga: Gerbang SDN Lengkong Karya 1 Serpong Ditutup Tembok Beton, Akses Masuk Tersisa 70 Cm

Tembok yang menutup akses sekolah dengan ketinggian sekitar 2 meter itu baru dipasang beberapa hari yang lalu. Hal tersebut terlihat dari semen yang baru mengering.

Penembokan itu membuat akses keluar-masuk sekolah hanya dapat dilalui dua orang secara bersamaan.

Bangunan sekolah diduga serobot lahan warga

Mansyur mengatakan, pemilik lahan memasang tembok yang menutupi gerbang sekolah karena belum menerima uang pembayaran lahan dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan.

Adapun lahan yang diduga diserobot berukuran 1x50 meter.

"Yang dipermasalahin akses jalan yang lebarnya satu meter, dengan panjang 50 meter itu belum dibayar. Itu yang dipermasalahin dan disuruh bayar," ucap Mansyur.

Mansyur mengatakan, permasalahan tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak 2015.

Namun, tak ada titik temu antara Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan pemilik lahan.

Baca juga: Disdik Tangsel Cek Sengketa Lahan yang Bikin Akses SD Ditutup Tembok Beton

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com