Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Anggaran untuk Insinerator, M Idris: Kalau APBD Enggak Cukup, Cari CSR

Kompas.com - 21/07/2023, 19:13 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris bakal mencari dana untuk operasional insinerator guna mengelola sampah.

 

Insinerator adalah alat untuk mengolah sampah dengan cara dibakar. Alat ini diyakini bisa mengatasi persoalan sampah Depok.

Pemkot Depok akan mencari dana tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) jika anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tidak cukup.

Baca juga: Setengah Hati Beli Alat Atasi Sampah Depok, M Idris: Nanti Ada Ongkos Perawatan

"Kalau enggak cukup dengan APBD, ya kami akan cari dari CSR beberapa perusahaan," ujar Idris di Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat, Jumat (21/7/2023).

Idris menyebutkan, ada dua opsi terkait penggunaan insinerator.

Opsi pertama, Pemkot Depok membeli insinerator.

"(Opsi kedua), itu menyewa. Ada juga sistem menyewa (insinerator)," ujar dia.

Jika nantinya membeli, insinerator bakal ditempatkan di tempat penampungan sementara (TPS) tingkat kecamatan.

Baca juga: Wali Kota Depok Targetkan Pemakaian Insinerator Tercapai Tahun Ini

Menurut politisi PKS itu, Pemkot Depok bakal menyosialisasikan kepada warga, TPS di lingkungannya bakal terinstal insinerator.

Kata Idris, penginstalan insinerator di lingkungan warga akan lebih baik daripada terdampak bau tak sedap yang dihasilkan TPS.

"Daripada bau TPS yang ada di sana, misal Cimanggis atau Sukmajaya, penduduk yang besar, mendingan kami taruh mesin di sana," tutur Idris.

"Langsung sampah masuk ke mesin, langsung habis sampai limbah cair, sampai ke lindinya (cairan sampah)," lanjut dia.

Sementara untuk opsi kedua, Pemkot Depok bakal menyewa insinerator dari perusahaan yang menyediakan alat tersebut.

Baca juga: Dua Opsi Idris Atasi Sampah Depok dengan Insinerator, Sewa atau Beli

Jika menyewa insinerator, Pemkot Depok akan membayar jumlah sampah yang hendak diolah kepada perusahaan penyedia alat tersebut.

"Yang kami bayar adalah jumlah sampahnya. Misal, per kilo Rp 500 atau Rp 300, nanti tinggal dikalikan (dengan sampah yang hendak diolah)," urai Idris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com