Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot, Putri Diduga Depresi Setelah Orangtua Meninggal

Kompas.com - 24/07/2023, 19:22 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Ketua RT 014/RW 015 Kelurahan Tugu Utara Ramlah Harahap (74) mengungkapkan, Dyah Aristi Kusuma Putri (42) mengalami depresi usai kedua orangtuanya meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Sebagai informasi, Putri merupakan anak tunggal yang hidup sebatang karang di rumah reyot penuh puing di Jalan Mayangsari III, Blok E-13, RT 014/RW 15, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Rumahnya tidak lagi dialiri listrik.

“Ya biasanya manja, ada orangtua, ada pembantu, tapi sekarang sendiri. Teman dia tidak ada, memang. Waktu sekolah, anak-anak bawa teman ke rumah, nah dia enggak," ungkap Ramlah Ramlah pada Senin (24/7/2023).

Baca juga: Kisah Putri, Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot Tanpa Listrik dan Penuh Puing di Jakut

Untuk diketahui, tempat tinggal Ramlah hanya berjarak beberapa rumah dari kediaman Putri. Dia dan keluarga pertama kali datang ke lingkungan tersebut pada 1984.

Beberapa bulan kemudian, Putri bersama kedua orangtuanya tinggal di rumah yang kini tidak terurus.

“Awalnya biasa saja, dia normal. Kondisi rumah bagus. Mereka datang ke sini pada 1984, tapi direnovasi dulu sama ibunya. Putri saat itu usianya masih tiga tahun,” kata Ramlah.

Menurut pandangan Ramlah, orangtua Putri terbilang berkecukupan dari sisi ekonomi. Orangtuanya juga menyewa asisten rumah tangga untuk mengurus pekerjaan rumah dan menjaga Putri.

“Dia (Putri) hidupnya kalau pulang sekolah, ya sama pembantunya. Tapi kalau ada ibu dan bapaknya, ya sama mereka. Sesekali saya main ke sana, dia (Putri) panggil saya juga sebutan Ibu,” tutur Ramlah.

Baca juga: Rumah Reyot Putri yang Penuh Puing di Jakut Bakal Direnovasi

Singkat cerita, pada 2009, ayah Putri mengembuskan napas terakhir. Sementara, ibunya meninggal dunia pada 2015.

Semenjak kepergian orang terkasihnya, kepribadian Putri berubah dan rumah tersebut menjadi tidak terawat.

“Awalnya biasa saja, dia normal. Setelah ibunya dan bapaknya meninggal dunia, mulai dia agak kelainan. Awalnya normal,” ucap Ramlah.

Diketahui, tempat tinggal Putri dikelilingi rumah besar yang bersih dan terawat.

Tembok setinggi satu meter berwarna abu-abu tanpa pagar menjadi pembatas kediaman Putri.

Baca juga: Kreator Konten dan PPSU Bersihkan Rumah Reyot Putri yang Hidup Sebatang Kara di Jakut

Memasuki area halaman, puing-puing berserakan dan menutupi pekarangan. Ada juga daun-daun kering, ranting pohon, bambu-bambu yang sudah diikat rapi, pohon setinggi dua meter, dan tanaman liar di halaman rumah.

Tembok depan rumah Putri berwarna merah bata. Sementara itu, pintu kayu berwarna coklat terlihat sudah usang dan tidak memiliki kunci.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com