Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Diintimidasi Saat Acara Generasi Muda Partai Golkar, AJI Jakarta: Bentuk Sensor terhadap Produk Jurnalistik

Kompas.com - 27/07/2023, 04:45 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengecam penyerangan dan penghalangan kerja wartawan yang sedang meliput acara Generasi Muda Partai Golkar.

Penyerangan tersebut dilakukan sekelompok orang tak dikenal yang mengatasnamakan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Pulau Dua Resto, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).

Ketua Divisi Advokasi dan Ketenagakerjaan AJI Jakarta Irsyan Hasyim berujar, kekerasan dan intimidasi terhadap wartawan tersebut bisa dikategorikan sebagai sensor terhadap produk jurnalistik.

Baca juga: Kronologi Keributan di Acara Generasi Muda Partai Golkar, Mulanya Wartawan Diintimidasi lalu Dipukul

Menurut dia, perbuatan itu termasuk pelanggaran pidana yang diatur dalam Pasal 18 Undang-undang (UU) Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

"Setiap orang yang menghalangi kebebasan pers diancam penjara maksimal dua tahun dan denda maksimal Rp 500 juta," ucap Irsyan kepada Kompas.com, Rabu (26/7/2023).

AJI Jakarta mendesak seluruh pihak untuk menghormati dan mendukung iklim kemerdekaan pers, tanpa ada intimidasi dan penghalangan kerja jurnalis di lapangan.

"Kami juga mengimbau kepada para pimpinan media massa untuk bertanggung jawab menjaga dan mengutamakan keselamatan jurnalisnya," kata Irsyan.

AJI Jakarta juga mendesak aparat kepolisian untuk menindak pelaku kekerasan dan intimidasi terhadap jurnalis menggunakan delik pidana UU Pers Pasal 18 ayat (1).

Baca juga: Penyelenggara Diskusi Generasi Muda Golkar Tuding Massa Pericuh dari AMPG dan Suruhan Airlangga

Kronologi

Juru kamera Kompas TV, Janivan Prapta, diduga mengalami pemukulan oleh salah satu oknum yang membuat keributan di acara tersebut.

Ia bercerita, pada saat diskusi Generasi Muda Partai Golkar akan berlangsung, tiba-tiba datang kelompok yang diduga akan menggeruduk acara.

Mereka mengancam para wartawan agar segera mematikan kamera dan acara diskusi ini segera dibubarkan. Namun, panitia meminta wartawan agar tetap meliput meski kelompok tersebut masuk ke resto untuk menggeruduk.

"Sampai pihak panitia bilang, 'Nanti diliput ya kalau mereka datang geruduk'. OK saya liput," ucap Janivan di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya, Rabu.

Baca juga: Wartawan TV Lapor Polisi karena Dipukul dan Lensa Kamera Rusak di Acara Generasi Muda Partai Golkar

Tak lama, salah satu oknum dari massa tersebut menghampiri dan langsung memukul kamera serta dagu Janivan saat sedang merekam keributan.

Usai pemukulan itu, massa terus bertambah. Akhirnya janivan dan wartawan lainnya diamankan ke dalam resto. "Setelah itu saya masuk ke dalam karena mereka banyak," kata dia.

Selain Janivan, ada satu wartawan lain yang jadi korban. Menurut dia, ponsel wartawan tersebut diambil dan dibuang sembarang.

Janivan tidak mengalami luka di tubuhnya akibat dipukul, tetapi frame lensa kameranya rusak.

(Penulis : Rizky Syahrial | Editor : Irfan Maullana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com