JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan tak ingin melihat ada lagi kabel fiber optik yang melintang di jalan Ibu Kota.
Ia pun meminta para provider dari kabel fiber optik di ibu kota untuk segera merapikan kesemrawutan yang ada melalui sarana jaringan utilitas terpadu (SJUT).
"Saya menjabat Oktober 2022. Sampai hari ini sejak menjabat hingga ke depan saya tak mau ada kabel optik yang berantakan. Maka saya minta rapikan," ujar Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (28/7/2023).
Apabila masih menemukan kabel melintang di jalan, Heru akan meminta penanggung jawab segera merapikan. Ia juga meminta Dinas Bina Marga untuk mengawasinya.
Baca juga: Kabel Fiber Optik Melintang di Jalan, Heru Budi: Saya Tak Mau Berantakan, Rapikan!
"Ketika saat itu belum rapi ya tanggung jawab pemasang kabel sebelumnya. Tapi saya minta yang membangun fiber optik atau galian kabel, harus rapi. Saya minta dinas terkait yang mengawasi," ucap Heru.
Awal tahun ini, kabel melintang di tengah jalanan Jakarta telah mencelakakan seorang pria yang sedang melintas.
Warga itu bernama Sultan Rif'at Alfatih. Akibat insiden tersebut pria berusia 20 tahun itu kini tidak bisa hidup normal.
Sultan tak lagi dapat menggunakan hidung dan mulutnya untuk bernapas usai lehernya terjerat kabel fiber optik di kawasan Jakarta Selatan.
Ayah Sultan bernama Fatih mengatakan, sang anak kini harus menggunakan alat bantu di tenggorokannya agar bisa bernapas.
"Pasca-kecelakaan, dokter memvonis anak saya bahwa tenggorokannya atau tulang muda di tenggorokannya itu putus dan berantakan. Jadi, dia bernapas melalui tenggorokan yang di bagian bawah," kata Fatih saat dihubungi, Jumat (28/7/2023).
Tidak hanya bernapas, Sultan juga tidak bisa makan-minum menggunakan mulut layaknya orang normal. Ia harus memakai selang khusus untuk memperoleh asupan nutrisi sehari-hari.
"Makan minumnya sampai sekarang cuma disuntikkan dari selang. Jadi hanya makanan cair saja yang bisa masuk, susu dan air putih biasanya," tutur Fatih.
Baca juga: Melihat Kabel Fiber Optik Semrawut di Gunung Sahari yang Bikin Jengkel Heru Budi
Karena hanya cairan yang bisa masuk ke tubuh Sultan, kondisi fisiknya kian memprihatinkan. Tubuhnya semakin kurus karena hanya susu dan air putih yang bisa masuk ke tubuhnya.
"Saat ini berat badan anak saya cuma 46 kilogram, padahal awal berat badan dia 69 kilogram," ucap Fatih.
Sebagai informasi, peristiwa yang menimpa Sultan terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023.
Saat itu, Sultan tengah menghabiskan waktu libur semesternya dengan kembali ke kediamannya di sekitar Ibu Kota.
Baca juga: Soal Kabel Fiber Optik Semrawut, Heru Budi: Ada Beberapa Koreksi yang Tak Beres
"Kronologinya pada 5 Januari 2023, anak saya pamitan mau main sama teman semasa SMA-nya sekitar pukul 22.00 WIB," kata ayah Sultan, Fatih.
Dari kediamannya di bilangan Bintaro, Sultan bersama beberapa teman SMA-nya mengemudikan kendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang, lalu belok ke kiri ke Jalan Pangeran Antasari.
Setelah menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba ada mobil jenis SUV yang berhenti di depan motor korban.
Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan.
Baca juga: 4 Pekerja Fiber Optik Tersengat Listrik di Kulon Progo, 1 Tewas dan 3 Terluka
Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel menjuntai diduga salah perhitungan. Sopir disinyalir tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.
"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya," ungkap Fatih.
"Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," sambung dia.
Korban yang tak sadarkan diri kemudian mendapat pertolongan dari teman dan sejumlah pengguna jalan raya.
Baca juga: Melihat Kabel Fiber Optik Semrawut di Gunung Sahari yang Bikin Jengkel Heru Budi
Sultan lalu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama.
Akibat kecelakaan itu, Sultan juga kesulitan berkomunikasi. Ia bahkan tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan ini akibat insiden itu.
(Penulis: Muhammad Isa Bustomi, Dzaky Nurcahyo | Editor: Jessi Carina, Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.