BEKASI, KOMPAS.com - Pihak penyedia lowongan kerja (loker) online, JobStreet, menyebut adanya upaya pelaku penipuan lowongan kerja di Bekasi menjiplak informasi yang sah dari platform mereka.
Penumpang ojol bernama Gira (22) menjadi korban penipuan loker itu. Ia mengaku awalnya melamar melalui situs JobStreet.
Namun saat mendapat undangan dan melakukan interview di sebuah ruko di Bekasi, nama perusahaan beda dengan yang tercantum di website.
"Pelaku kejahatan tentu akan berupaya sekuat mungkin untuk menyukseskan usahanya dalam mendapatkan korban," ujar Adham Somantrie Head of PR, Social and Content, Indonesia JobStreet by SEEK saat dihubungi Kompas.com, dikutip Senin (31/7/2023).
Baca juga: Kisah Korban Penipuan Kerja di Bekasi, Dipaksa Bayar Uang Pelatihan lalu Kabur Diselamatkan Ojol...
Adham mengatakan, pelaku akan "memancing" korban dengan cara apa pun. Termasuk menyamakan informasi perusahaan.
"Pelaku berupaya melakukan penyalinan informasi lowongan kerja yang sah, yang telah disusun oleh tim rekrutmen profesional yang tersedia dan menggunakannya untuk memancing calon korban," kata Adham.
Untuk mencegah hal itu terjadi, kata Adham, JobStreet kukuh memeriksa keabsahan serta memverifikasi latar belakang perusahaan sebelum bergabung.
Jika tidak dapat memverifikasi, perusahaan tersebut tidak dapat diterima JobStreet untuk merekrut pencari kerja melalui platform mereka.
"JobStreet telah menolak sekitar 2,5 persen perusahaan pemberi kerja di seluruh APAC pada paruh kedua tahun 2022 karena kami tidak dapat memverifikasi keabsahan mereka atau dianggap terlalu berisiko untuk platform kami," jelasnya.
Baca juga: Keberanian Ojol Bantu Penumpang Kabur dari Ruko Penipuan Kerja di Bekasi
Selain itu, JobStreet juga dapat memblokir perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan dengan kata atau istilah yang mengarah ke penipuan.
"Kami memiliki sistem yang memblokir dan menandai iklan lowongan kerja yang berisi istilah dan frasa yang masuk daftar hitam (blacklist), seperti iklan yang berisi kata kunci diskriminatif atau meminta pembayaran dari pencari kerja," tutur Adham.
Pada rentang Juli hingga Desember 2022, JobStreet secara otomatis memindai 3,7 juta iklan lowongan kerja di platform mereka.
"Selanjutnya melakukan sosialisasi kepada para perusahaan terkait alasan mengapa iklan mereka ditandai, atau dipertanyakan," ujarnya.
Adham mendorong pencari kerja untuk selalu mengecek detail informasi dan melaporkan jika menjadi korban kejahatan dari platform mereka.
Baca juga: Korban Loker yang Diselamatkan Ojol Ungkap Kejanggalan Ruko di Galaxy
Sebelumnya diberitakan, pria bernama Gira (22) melamar pekerjaan melalui aplikasi pencari kerja online.
Ia kemudian menerima pesan undangan dari perseroan terbatas (PT) yang berbeda dari lamarannya.
"Nama PT di aplikasi Jobstreet dengan di undangan berbeda. Pas pertama saya lamar itu kan namanya Mutiara Logistik, yang di undangan ini Jedeco Manufakturing Otomotif gitu," ujar Gira kepada Kompas.com, Jumat (28/7/2023).
Awalnya Gira tak yakin melamar di PT itu. Namun, di satu sisi, ia melihat deskripsi pekerjaan dalam undangan persis dengan PT yang dia lamar melalui aplikasi pencari kerja online.
Gira melihat gaji, kriteria usia, dan ketentuan lain yang ditawarkan juga persis dengan PT yang dia lamar.
"Saya cek lagi di Jobstreet, perasaan saya enggak pernah daftar di Jedeco ini. Tapi pas lihat dari undangannya kayak kriteria ini, itu, kok sama dengan Mutiara Logistik," kata Gira.
Gira mencoba peruntungan, namun sayangnya dia malah menjadi korban penipuan berkedok loker.
Sesampainya di ruko, ia malah dimintai uang Rp 1,5 juta untuk bisa bekerja di sana. Ia juga tidak diperbolehkan meninggalkan ruko sampai uang itu dibayarkan.
Untungnya, ia bisa kabur dengan dibantu oleh pengemudi ojek online yang dipesannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.