Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asalkan Kuat Tahan Bau, Jual Gorengan di "Gunung Sampah" Bantargebang Bisa Raup Jutaan Rupiah

Kompas.com - 02/08/2023, 17:35 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah dan limbah-limbah dari masyarakat di Kota Bekasi dan sekitarnya akan dikumpulkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang.

Ini membuat TPA Bantargebang memiliki pegunungan sampah yang menjulang tinggi.
Menariknya di antara tumpukan sampah ini berjejer sejumlah warung tenda yang menjajakan beraneka makanan dan minuman ringan.

Warung-warung semipermanen tersebut berbentuk bedeng, dan hanya terbuat dari terpal yang di dalamnya terdapat meja.

Target pasar mereka adalah ratusan orang yang setiap harinya mengais rezeki di kompleks TPA Bantargebang, bisa pengepul sampah, pemulung, sopir truk, hingga operator alat berat.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, meski ribuan lalat beterbangan dan bau sampah menyengat, para pelanggan warung tidak kehilangan selera makan.

Masing-masing dari mereka tampak menikmati hidangan tersedia di warung Mila.

Ada yang memakan gorengan, menenggak es kopi, atau pun sekadar menghisap sebatang rokok sambil berteduh dari teriknya panas Kota Bekasi.

Baca juga: Kisah Pedagang di Gunung Sampah Bantargebang Mengais Rezeki Ditemani Ribuan Lalat

Raup sejuta rupiah per hari

Mila Mutiara (23) pedagang makanan di gunung sampah Bantargebang, Kota Bekasi, bisa mendapat uang hingga Rp 1 juta per hari dengan berdagang di atas tumpukan sampah.

"Pendapatan hariannya tidak menentu. Kalau lagi ramai, bisa sampai Rp 1 juta. Kalau sepi, paling Rp 300.000-500.000," jelas Mila.

Mila menuturkan, pelanggannya kebanyakan memesan kopi instan untuk diminum di tempat. Tapi selain kopi, Mila juga menjual makanan ringan, yakni gorengan, kacang kulit kemasan, dan mi instan.

Setiap gelas kopi panas, ia jual dengan harga Rp 3.000. Sementara jika menggunakan es batu, akan dikenakan biaya tambahan menjadi Rp 5.000 per gelas.

Dua tahun lamanya menjadi penjaga warung di TPA Bantargebang membuat Mila sudah terbiasa dengan bau menyengat dan kerubungan lalat di warungnya.

"Ya, sudah biasa (dagang dan melihat gunung sampah). Karena memang dari kecil kan tinggal di sini (wilayah Bantargebang)," jelas dia.

Baca juga: Mila Jualan Kopi dan Gorengan di Atas Tumpukan Sampah Bantargebang, Terbiasa dengan Bau dan Lalat

Selalu mandi usai berdagang

Sementara itu, Rianti (33), satu dari puluhan pedagang di gunung sampah Bantargebang, Kota Bekasi, mengaku selalu mandi setiap kali dirinya selesai berdagang.

Hal itu dikarenakan kondisi warungnya yang penuh lalat dan bau sampah di gunung tersebut.

Mila Mutiara (23) satu dari puluhan pedagang yang mengais rezeki dengan membuka warung tenda di gunung sampah, Bantargebang, Kota Bekasi saat ditemui oleh Kompas.com, Selasa (1/8/2023). Ada puluhan pedagang yang membuka warung tenda di sana, baik mulai dari kaki gunung hingga ke puncaknya.KOMPAS.com/JOY ANDRE T. Mila Mutiara (23) satu dari puluhan pedagang yang mengais rezeki dengan membuka warung tenda di gunung sampah, Bantargebang, Kota Bekasi saat ditemui oleh Kompas.com, Selasa (1/8/2023). Ada puluhan pedagang yang membuka warung tenda di sana, baik mulai dari kaki gunung hingga ke puncaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com