JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan Sultan Rif'at untuk mencari keadilan atas kondisinya yang cacat akibat jeratan kabel serat optik di Jakarta Selatan belum berhenti.
Mahasiswa Universitas Brawijaya ini menulis surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Surat dengan tulisan tangan tersebut ditunjukkan ayah Sultan, Fatih, saat datang ke Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Metro Jaya untuk berkonsultasi, Rabu (2/8/2023).
Dalam surat itu, Sultan menjelaskan bahwa tenggorokannya rusak parah sehingga saluran makan dan saluran pernapasannya juga rusak.
Sultan juga meminta kasus ini segera diusut dan meminta pemilik kabel bertanggung jawab atas kelalaian membiarkan kabel optik melintang hingga mencelakakan dirinya.
Lewat tulisan tangannya, Sultan mengatakan kondisinya sedang tidak baik-baik saja usai kecelakaan yang menimpanya pada Januari lalu.
Sampai saat ini, Sultan makan dan minum melalui selang NGT silikon yang dimasukkan ke dalam hidung saya yang setiap bulan sekali harus saya ganti.
Baca juga: Pengendara Motor Tewas Kecelakaan di Palmerah, Polisi: Dia Hindari Kabel Melintang dan Terperosok
Sultan juga mengatakan, ia sulit menelan air ludahnya sendiri sehingga setiap dua menit sekali ia harus mengeluarkan air liurrnya.
"Setiap kali saya ingin tidur, saya harus menyedot air liur beserta lendir yang masuk ke saluran pernapasan saya dengan menggunakan mesin sedot," tutur Sultan.
Kepada Jokowi dan Mahfud MD, Sultan mengungkap keinginannya untuk cepat sembuh dan diobati secepatnya lantaran sudah tak kuat lagi.
"Karena saya sudah ingin kembali produktif, kembali kuliah dan bisa melanjutkan aktivitas saya layaknya manusia normal," tulis Sultan.
Baca juga: Tenggorokan Luka Parah akibat Jeratan Kabel, Sultan Berkomunikasi Pakai Ketikan di Handphone
Sultan juga berharap pihak yang bersangkutan segera bertanggung jawab atas kelalaian yang sudah dilakukan sehingga membuat kondisinya seperti itu.
Sultan ingin kasus ini diakhiri dengan mendapatkan keadilan seadil-adilnya bagi dirinya dan keluarga agar kisah mereka tidak menjadi konsumsi publik lagi.
"Saya ingin pihak yang bersangkutan melihat data dan fakta yang terjadi sebenarnya seperti apa agar proses decision making, negosiasi dengan keluarga saya bisa berjalan dengan objektif, adil, dan tidak merugikan saya dan keluarga saya," ungkap Sultan.
Pemilik kabel yang mencelakakan Sultan, PT Bali Tower, disebut menawarkan uang Rp 2 miliar sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kelalaiannya.
Baca juga: Keluarga Sultan Rifat Minta Perusahaan Pemilik Kabel Menjuntai Mengaku Salah dan Minta Maaf