Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UI Dibunuh Seniornya, Keluarga Ingin Pelaku Dihukum Berat

Kompas.com - 04/08/2023, 23:20 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga MNZ (19), mahasiswa Universitas Indonesia yang tewas dibunuh, ingin pelaku diberi hukuman setimpal.

"Kami berdoa, kalau memang harus dihukum berat, ya berat," tutur paman korban, Muchtar Fatoni, di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya Bakal Dimakamkan di Lumajang

Pihak keluarga bakal mengikuti proses hukum yang berjalan.

Namun, ibu korban yang sangat terpukul kehilangan anaknya, ingin pelaku berinisial AAB (23) dihukum seberat-beratnya.

"Tadi keluarga, ibu korban, minta supaya (pelaku) dihukum seberat-beratnya," kata Muchtar.

Saat ini, pihak keluarga MNZ di kampung halamannya di Lumajang, Jawa Timur, telah menyiapkan pemakaman.

Mereka hanya perlu menunggu jenazah dirapikan dan disiapkan untuk penjemputan. Berkas administratif pun telah diurus.

Baca juga: Motif Mahasiswa UI Bunuh Junior Terungkap, Pelaku Terlilit Pinjol dan Iri dengan Korban

"Masih menunggu dari pihak polisi. Kalau sudah selesai (diotopsi), nanti keluarga langsung malam ini berangkat (ke Lumajang)," ucap Muchtar.

Untuk diketahui, MNZ tiba di RS Polri sekitar pukul 15.00 WIB. Tubuhnya langsung dibawa ke Gedung Instalasi Forensik di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramatjati.

MNZ diduga dibunuh AAB karena faktor ekonomi.

Wakil Kasatreskrim Polres Metro Depok AKP Nirwan Pohan berujar, AAB terlilit tagihan kosan serta tagihan pinjaman online (pinjol).

Pelaku juga disebut merasa iri dengan kondisi korban yang dinilai lebih kaya darinya.

Karena itu, AAB membunuh MNZ menggunakan pisau pada Rabu (2/8/2023) di kosan korban.

Baca juga: Usai Bunuh Juniornya, Mahasiwa UI Ambil MacBook-iPhone Milik Korban

Usai membunuh korban, AAB mengambil barang-barang berharga milik MNZ. 

Penangkapan AAB bermula saat pihak kepolisian menerima laporan dari warga soal penemuan jenazah MNZ pada Jumat ini sekitar pukul 10.00 WIB.

Setibanya di kosan korban, polisi menemukan jenazah MNZ di kolong tempat tidur.

"Mayat (MNZ) terbungkus dalam plastik warna hitam, di bawah kolong tempat tidur. Dalam kamar itu berantakan, tapi terlihat sempat dibersihkan," urainya.

Polisi lantas memeriksa sejumlah saksi, lalu menangkap AAB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com