Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Polusi, Kasus ISPA di Jakarta Juga Dipengaruhi Iklim

Kompas.com - 11/08/2023, 13:24 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut tidak semua warga di Ibu Kota mengalami infeksi saluran napas akut (ISPA) akibat polusi udara.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan, penyakit atau gangguan pernapasan tersebut lebih dipengaruhi oleh perubahan iklim.

"Iya lebih kepada pengaruh ke iklim. ISPA dari trend-nya banyak di musim penghujan sesudah September. Jelas pengaruh paling kuat adalah kondisi pancaroba atau peralihan cuaca," ujar Ngabila melalui pesan singkat, Jumat (11/8/2023).

Meski begitu, bukan berarti kualitas udara yang buruk tidak berdampak negatif untuk kesehatan masyarakat.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Sejumlah Warga Derita ISPA

Menurut Ngabila, polusi udara justru berpotensi mengakibatkan penyakit kronis atau tidak menular. Misalnya radang paru, PPOK, dan asma.

"Kemudian penyakit sirkulasi darah seperti hipertensi dan jantung," ungkap Ngabila.

Atas dasar itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk menggunakan masket ketika beraktivitas di luar ruang.

"Untuk antisipasi sebaiknya kalau seandainya kita keluar dari ruangan tertutup meuju ruangan terbuka sebaiknya menggunakan masker," kata Ngabila.

Baca juga: Dinkes DKI: Rata-Rata 100.000 Warga Jakarta Kena ISPA Setiap Bulan

Sebagai informasi, Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan, sejumlah warga menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Penyebabnya diduga karena buruknya kualitas udara Jakarta.

"Ya salah satu penyebabnya karena udara bisa saja," Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati.

Sementara itu, Ngabila mengungkapkan, terdapat 100.000 warga di Jakarta yang mengalami ISPA setiap bulannya.

Jumlah tersebut berdasarkan rata-rata kasus terkait ISPA yang dicatatkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

"Warga DKI Jakarta terkena batuk, pilek, ISPA/pneumonia setiap bulannya rata-rata 100.000 kasus dari 11 juta penduduk," ujar Ngabila, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Waspada, Ini 4 Dampak Buruk akibat Polusi Udara selain ISPA

Menurut Ngabila, terdapat 638.291 kasus ISPA yang dicatatkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, yakni Januari hingga Juni 2023.

Secara terperinci, sebanyak 102.609 kasua ISPA pada Januari 2023, kemudian 104.638 kasus pada Februari 2023, dan 119.734 kasus pada Maret 2023.

"April 109.705 kasus, Mei 99.130 kasus dan Juni 102.475 kasus," kata Ngabila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com