JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyampaikan, sejumlah warga menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Penyebabnya diduga karena buruknya kualitas udara Jakarta.
Meski demikian, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati belum menyampaikan data warga yang terkena ISPA akibat pencemaran udara tersebut.
"Ya salah satu penyebabnya karena udara bisa saja. Besok ada press conference. Besok datanya kami rilis," ujar Ani di Kantor Itjen Kemendagri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Heru Budi: 50 Persen Disumbang Polusi dari Transportasi
Menurut Ani, Dinkes DKI terus memantau jumlah kasus ISPA di DKI Jakarta. Data itu diambil dari rumah sakit dan puskesmas.
"Terus menerus diamati jumlah kasusnya, ada yang berbasis di rumah sakit dan puskesmas. Besok ada press conference bersama Dinas LH biar jelas," ucap Ani.
Untuk diketahui, DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor dua di dunia pada hari ini.
Dikutip dari laman IQAir pukul 06.46 WIB, indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 159, masuk dalam kategori tidak sehat.
Baca juga: Solusi Heru Budi Atasi Buruknya Kualitas Udara Jakarta: Kendaraan Listrik dan Tanam Pohon
Berdasarkan tingkat polusi, Jakarta diperkirakan masuk kategori tidak sehat hingga Selasa (15/8/2023).
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini ialah PM 2.5 atau partikel udara berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer, dengan jumlah 71,4 mikrogram/meter kubik.
Konsentrasi tersebut 14,3 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.