Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekik Amarah Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan di Setiap Kayuhan Sepeda Midun...

Kompas.com - 14/08/2023, 07:50 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Miftahuddin Ramli (52), atau yang dikenal dengan Midun, pesepeda yang bergowes dari Kota Batu, Jawa Timur menuju ke DKI Jakarta, mengungkapkan pesan yang ada di sepedanya adalah pesan titipan.

Midun menjelaskan, pesan-pesan itu dibuat langsung oleh para keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

Ia mencontoh, tulisan di miniatur keranda yang ada di sepedanya adalah salah satunya. Saat memutuskan pergi dari Kota Batu, keranda itu polos dan tak ada tulisan apa pun.

"Saya berangkat dari rumah itu, keranda itu polos, tapi mereka (keluarga korban Tragedi Kanjuruhan) menitipkan pesan di keranda itu. Itu dari keluarga korban," kata Midun di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Minggu (13/8/2023).

Baca juga: Teriak Kemarahan di Sepeda Midun, Digowes dari Malang ke Jakarta untuk Tragedi Kanjuruhan...

Teriakan kemarahan di keranda

Coretan kalimat-kalimat protes tampak jelas menghiasi kain tersebut.

Kalimat di sisi kanan misalnya, tertulis "Football Without Violence" atau yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti sepak bola tanpa kekerasan.

Di sisi kiri miniatur keranda itu juga tampak tertulis kalimat "Justice for Kanjuruhan" atau yang berarti keadilan untuk Kanjuruhan.

Sementara untuk bagian depan dan belakang miniatur keranda itu, tertulis angka 135. Angka tersebut merujuk kepada total korban dari Tragedi Kanjuruhan.

Sepeda itu Midun modifikasi layaknya sepeda tandem, namun tanpa setang tambahan. Midun menambahkan rangka besi sepeda dan satu ban di bagian belakang.

Baca juga: Hari Ke-11 Gowes, Pesepeda yang Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan Tiba di Bekasi

Hal itu dilakukan agar sepeda bisa mengangkut miniatur keranda yang ia bawa. Sejumlah pesan juga tertulis di sebuah sobekan kardus yang diikat menggunakan tali rafia.

Pesan-pesan tertulis itu diikat di bagian belakang rangka tambahan sepeda.

"Tetapkan Tragedi Kanjuruhan Sebagai Pelanggaran HAM Berat !!!" bunyi salah satu pesan di sebuah sobekan kardus yang ikut dibawa oleh Midun.

"1312 ACAB," bunyi pesan lain yang ada di sepeda tersebut.

"Pak Jokowi, buktikan omongan bapak, kalau hukum di Indonesia tidak tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Ingat, omongan sama dengan janji yang akan dibawa sampai mati. Usut tuntas Tragedi Kanjuruhan. Jangan biarkan 135 nyawa yang tidak bersalah melayang dengan sia-sia," demikian pesan lainnya.

Harapan para keluarga korban

Aksi yang dilakukan sebagai pengungkapan rasa prihatin atas Tragedi Kanjuruhan itu yang akhirnya membuat keluarga korban banyak menaruh harapan ke Midun.

Baca juga: Kisah Midun, Bersepeda dari Malang ke Jakarta Bawa Keranda Hitam Bertuliskan Justice For Kanjuruhan Disambut Suporter PSIS Semarang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com