Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Pidato Jokowi soal Pemimpin Masa Depan, Anies: Negara Ini Bukan Karya Satu Orang

Kompas.com - 17/08/2023, 16:30 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan merespons pidato Presiden Joko Widodo tentang tantangan untuk pemimpin selanjutnya pada 2024.

Menurut Anies, semua kemajuan yang terjadi di Indonesia bukan hanya karya satu orang, melainkan berasal dari jutaan ide dan gagasan lintas generasi.

"Kita merdeka bukan lima tahun yang lalu. Kita merdeka 78 tahun yang lalu, dan selama 78 tahun itu, sudah banyak presiden bekerja, ada jutaan orang yang sudah berkarya. Ini bukan karya satu orang, ini bukan karya satu presiden," kata Anies di Waduk Lebak Bulus, Kamis (17/8/2023).

Baca juga: Beri Sambutan Saat Upacara, Anies Baswedan Singgung Pergantian Pemimpin

Ia menuturkan, selama 78 tahun, dalam kurun waktu lima tahun sekali, masyarakat Indonesia turut serta menentukan apa yang selanjutnya akan diraih dan dikerjakan pemerintah.

Menurut Anies, itu adalah bentuk keberlanjutan. Dalam keberlanjutan, sudah pasti ada perubahan. Hal itu terjadi di seluruh bangsa di dunia.

"Jadi, ke depan, saya yakin, yang jadi rujukan adalah konstitusi kita. Apa yang dirancang oleh para pendiri Republik ini. Itu yang jadi pegangan," kata Anies.

"Jadi ke depannya itu, janji kemerdekaan itu, yang menurut saya perlu menjadi perhatian, justru aspek keadilan, aspek kesetaraan, aspek pemerataan. Itu yang harus kita perhatikan," lanjut dia.

Baca juga: Kalah Lomba Gebuk Bantal Lawan Ketua RT, Anies Baswedan Tercebur ke Waduk Lebak Bulus

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyampaikan bahwa Indonesia sudah memiliki modal untuk menjadi negara maju.

Namun, menurut Jokowi, semua modal itu akan ditentukan oleh pemimpin bangsa setelah dirinya.

"Oleh sebab itu, saya berulang kali menyampaikan, kepemimpinan ke depan sangat menentukan masa depan Indonesia," kata Jokowi dalam pidato kenegaraannya di Sidang Tahunan MPR, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Jokowi lantas mengatakan, apa yang disampaikannya itu bukan tentang siapa yang menjadi presiden.

Mantan Wali Kota Solo ini menekankan kepada para calon pemimpin untuk bekerja sesuai dengan apa yang sudah dimulainya saat ini.

"Apakah berani atau tidak? Mampu konsisten atau tidak? Karena yang dibutuhkan itu adalah napas yang panjang, karena kita tidak sedang jalan-jalan sore," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Kepemimpinan ke Depan Tentukan Masa Depan Indonesia

 

Jokowi mengingatkan agar calon pemimpin berkomitmen membangun bangsa dalam jangka panjang.

Dalam hal ini, Jokowi menganalogikan bahwa sebagai negara, Indonesia tidak sedang seperti mengikuti perlombaan lari sprint, melainkan maraton.

"Yang kita lakukan harusnya adalah lari maraton untuk mencapai Indonesia Emas," kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi menjelaskan bahwa tantangan Indonesia ke depan tidak mudah.

Pilihan kebijakan pun diakuinya akan semakin sulit. Maka dari itu, menurut dia, dibutuhkan keberanian dan kepercayaan dari sosok calon pemimpin.

"Untuk mengambil keputusan yang sulit dan keputusan yang tidak populer. Oleh sebab itu, menurut saya, pemimpin itu harus punya public trust karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com