JAKARTA, KOMPAS.com - Aparatur Sipil Negara (ASN) DKI Jakarta mulai bekerja dari rumah atau work from home pada Senin (21/8/2023). Perihal ini, sejumlah karyawan swasta juga menginginkan hal serupa, terlebih mengingat buruknya kualitas udara Ibu Kota beberapa waktu terakhir.
Seperti disampaikan Kristo (26), pekerja kantoran yang berangkat dari Tangerang menuju Jakarta Selatan ini mengaku harus menaiki KRL selama 1,5 jam di tengah jeleknya udara Jakarta.
"1,5 jam commuting dengan paparan polusi itu tentu enggak baik ya buat kesehatan dan produktivitas. Jadi ya kalau bisa hybrid ya hybrid. Paling enggak WFH-nya seminggu tiga kali ha-ha," kata dia kepada Kompas.com di Stasiun Manggarai, Senin (21/8/2023).
Baca juga: Setengah ASN Pemprov DKI Kerja dari Rumah, Kualitas Udara Jakarta Tetap Buruk
Bahkan, sejak bekerja di Jakarta dua tahun terakhir, Kristo yang dulunya perokok aktif mengaku kini sudah tidak lagi merokok lantaran sinusnya kambuh terpapar debu jalanan Ibu Kota.
"Pas kuliah aku ngerokok, sekarang aku udah enggak ngerokok lagi. Terima kasih polusi Jakarta, kini aku sinusitis kronis," tambah dia lagi.
Keluhan soal polusi udara Jakarta juga disampaikan Martha (25), seorang pekerja di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Kalau diperbolehkan bekerja dari rumah, tentunya ia memilih WFH. Sebab menurut Martha, kerjaannya pun bukanlah pekerjaan yang harus dilakukan dari kantor.
Melainkan bisa dilakukan dari mana saja. Sedangkan hingga saat ini kantor tempatnya bekerja pun belum ada edaran soal pemberlakuan sistem kerja WFH seperti ASN.
Baca juga: Work From Home, ASN DKI Diminta Tetap Kenakan Pakaian Dinas
"Ya kepingin banget lah (WFH). Sama, lagian kerjaanku tuh online gitu loh, kayak aku kerja dari mana aja bisa," ujar Martha.
Belum lagi, buruknya kualitas udara juga berpengaruh pada tenggorokan dan kulit wajahnya.
Akhir-akhir ini kata dia, wajahnya lebih sering breakout sehingga harus telaten melakukan perawatan dengan skincare.
"Dampaknya paling lebih sering breakout aja, jadi skincare kudu kenceng buat mencegah. Terus rambut sih aku, kayak tiap hari harus keramas karena sekali keluar langsung bau terus lepek," keluh dia.
Martha mengaku, ia merasa kasihan melihat teman-teman kantornya merasakan dampak serupa dari polusi udara ini. Terlebih yang rumahnya jauh dari kantor.
Baca juga: Kerja ASN yang WFH Tetap Diawasi, BKD DKI: Jangankan Mudik, Sambil Masak Saja Tak Boleh
"Ada temanku dia rumahnya Bekasi, sekali ngelap muka pake tisu basah langsung hitam," celetuk dia.
Kini, Martha pun enggan untuk keluar rumah jika tidak ada keharusan, akibat jeleknya polusi udara Jakarta.
"Jadinya kalau enggak penting-penting amat, malas keluar. Mending di rumah," ucap Martha seraya berlalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.