Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Kanal Banjir Timur agar Tak Kekeringan di Musim Kemarau...

Kompas.com - 22/08/2023, 07:52 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Air Kanal Banjir Timur (KBT) di Jakarta Timur mulai surut hingga menampakkan dasar kali di beberapa titik.

Pantauan Kompas.com, Senin (21/8/2023), penyusutan air terjadi di sepanjang Jalan Inspeksi BKT Timur hingga Jalan Rawa Bebek, Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

Dasar KBT terlihat sangat jelas, termasuk lumpur dan sampah-sampah plastik. Bahkan, di beberapa titik wilayah Rawa Bebek, permukaan tanah tepi KBT tampak pecah-pecah.

Air bendungan juga menyusut

Saat disusuri ke bendungan hulu, yakni Pos Duga Air Weir I Malakasari, air di bendungan masih tampak penuh seperti biasa. Namun, pintu air dalam keadaan tertutup.

Jika pintu air dibuka, permukaan air di bendungan ini nyatanya sudah menyusut 30 sentimeter dari keadaan normal.

Jika biasanya tinggi permukaan air bendungan saat pintu dibuka berkisar 30-50 cm, kini hanya 15-20 cm saja.

Baca juga: Surutnya Permukaan Kanal Banjir Timur akibat Kemarau, Ada Ancaman Kekeringan Menghantui

Kata penjaga pintu air bernama Sutisna, penyusutan air bendungan dan KBT terjadi akibat musim kemarau.

"Kalau kering ini memang karena musim kemarau. Jadi kita kan enggak ada mata airnya," kata Sutisna saat ditemui Kompas.com di pintu air KBT Jakarta Timur, Senin.

Apalagi, KBT menjadi muara dari lima sungai yang tidak memiliki sumber mata air utama, melainkan hanya mengalirkan air limbah rumah tangga.

Saat musim hujan tiba, air yang berlimpah di lima sungai itu dialirkan ke KBT agar tak meluap ke permukiman.

Baca juga: Permukaan Air BKT di Pintu Air Berbusa karena Limbah Sabun Rumah Tangga

Namun, saat musim kemarau seperti sekarang, tidak ada aliran air tambahan yang masuk ke KBT.

"Sungai yang masuk di sini ada lima sungai, tapi yang di atas ini (di pintu air) ada empat sungai. Sungai Sunter, Cipinang, Jatikramat sama Buaran. Ini sungai-sungai kritis. Itu semua limbah dari rumah tangga. Jadi lebih banyak suplainya itu dari rumah tangga," kata dia.

Kontrol permukaan agar tidak kekeringan

Permukaan air Banjir Kanal Timur (BKT) di bendungan Pos Duga Air Weir I Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Jakarta Timur tampak berbusa, Senin (21/8/2023).Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Permukaan air Banjir Kanal Timur (BKT) di bendungan Pos Duga Air Weir I Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Jakarta Timur tampak berbusa, Senin (21/8/2023).
Untuk mencegah kekeringan di KBT, kata Sutisna, pintu air bendungan harus dikontrol buka tutupnya. Selain itu, hal tersebut juga untuk flushing atau penggelontoran lumpur di musim kemarau.

Buka tutup pintu air bertujuan agar air tidak langsung meluap begitu saja ke KBT, melainkan mengalir sedikit demi sedikit guna menjaga agar permukaan KBT tidak kering.

"Penyusutan ya ada dampaknya. Gini, ketinggian sungai itu kan enggak boleh lebih rendah dari tinggi muka air tanah. Kalau terlalu rendah itu akan memengaruhi tinggi muka air tanah. Kalau terlalu rendah, akan menyusutkan muka air tanah sehingga terjadi kekeringan," jelas Sutisna.

Baca juga: Air Permukaan Bendungan BKT Jakarta Timur Menyusut Hingga 30 CM, Bisa Picu Kekeringan

Jika penyusutan terus berlangsung, Sutisna khawatir hal ini bisa memicu kekeringan di sungai-sungai yang bermuara pada Bendungan Weir I.

"Kami sejauh ini berusaha mengendalikan agar permukaan air Weir itu tidak terlalu rendah. Kontrolnya dari buka tutup pintu. Ini kan Weir gerak jadi bisa dikendalikan naik turunnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com