Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anthony Marwan Dermawan
Peneliti

Anthony adalah spesialis kebijakan di Yayasan Pijar. Ia memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam mengadvokasi inovasi perkotaan, kota pintar, dan inovasi teknologi di Indonesia. Sepanjang karirnya, ia telah bekerja sama dengan para pemangku kepentingan dari Pemerintah, Lembaga Pembangunan, Perusahaan Rintisan, dan masyarakat. Kecintaannya pada pengembangan sosial, lingkungan dan digital mendorong latar belakang karirnya.

"First Mile" dan "Last Mile" untuk Transportasi Publik Efektif

Kompas.com - 24/08/2023, 12:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagai salah satu pengguna aktif transportasi publik di Jakarta, akses menuju dan dari transportasi umum masih belum sepenuhnya mempermudah pengguna. Lokasi transit seperti halte dan stasiun masih belum menjangkau masyarakat secara menyeluruh.

Pengguna masih dipaksa untuk bepergian jauh agar dapat mengakses lokasinya. Di sisi lain, fasilitas penunjang seperti kantong parkir maupun transportasi publik feeder juga belum tersedia. Akibatnya, banyak masyarakat yang enggan untuk beralih karena permasalahan akses ini.

Membangun transportasi publik dari First dan Last Mile

Pengembangan sistem transportasi publik membutuhkan pendekatan bottom-up atau people-centered. Masyarakat menjadi sasaran utama dalam setiap kebijakan transportasi publik.

Tendensi masyarakat yang mengutamakan kenyamanan dan kecepatan mengakses transportasi publik perlu dipertimbangkan ketika merancang kebijakan.

Pada praktiknya strategi penunjang transportasi publik seperti penyediaan kantong parkir maupun feeder masih menjadi permasalahan utama yang harus diselesaikan.

Baru-baru ini, Menteri Perhubungan Budi Karya menyebutkan bahwa belum optimalnya kinerja MRT dalam meningkatkan okupansinya juga disebabkan lemahnya pengembangan strategi first mile dan last mile.

Permasalahan ini disebabkan kurangnya perhatian pembuat kebijakan terhadap first mile dan last miles dari pengguna.

Secara sederhana, first mile merujuk pada kemudahan pengguna mengakses lokasi transit transportasi publik. Sedangkan last mile berarti kemudahan pengguna menuju tujuan akhir dari lokasi transit.

Keduanya merupakan bagian utama dalam sistem transportasi publik. Sebagai ekosistem, pemahaman tersebut memungkinkan kita melihat journey pengguna yang mencakup perjalanan menuju dan dari lokasi transit hingga ketika mereka menggunakan moda transportasi publik.

Dalam beberapa riset, preferensi penggunaan transportasi publik dipengaruhi oleh dua hal, yaitu lokasi dan fasilitas dari sistem yang ada.

Dari aspek lokasi, masyarakat cenderung memiliki preferensi untuk menggunakan transportasi publik apabila jarak lokasi transit dengan rumah atau tujuannya berada kurang dari 2 km.

Masyarakat akan memiliki opsi yang lebih banyak ketika menuju dan bepergian dari lokasi transit. Sedangkan aspek fasilitas mencakup kenyamanan pengguna mengganti moda transportasi, hingga menyimpan kendaraannya di lokasi transit.

Transformasi sistem transportasi publik di Jakarta maupun Bodetabek perlu diperkuat dengan skema first mile dan last mile. Pemerintah perlu meningkatkan investasi pada ekosistem transportasi publik yang lebih luas. Setidaknya ada dua solusi yang dapat dilakukan.

Pertama, peningkatan kuantitas dan kualitas dari lokasi transit yang ada di Jabodetabek. Peningkatan ini ditujukan memperbanyak lokasi transit yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat serta terintegrasi dengan fasilitas–fasilitas penunjang lainnya seperti kantong parkir maupun feeder.

Pemerintah perlu menggandeng penyedia jasa angkutan kota dan Koperasi Angkutan Mikrolet untuk masuk ke dalam ekosistem yang ada. Peran mereka bisa dimanfaatkan pada area-area yang belum banyak mendapatkan akses transportasi publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangsel Bakal Gelar Razia, Sasar PO dan Bus yang Masa Berlaku Uji KIR Habis

Pemkot Tangsel Bakal Gelar Razia, Sasar PO dan Bus yang Masa Berlaku Uji KIR Habis

Megapolitan
Tak Ada Calon Wali Kota Jalur Independen pada Pilkada Kota Bogor

Tak Ada Calon Wali Kota Jalur Independen pada Pilkada Kota Bogor

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Megapolitan
PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

Megapolitan
Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Megapolitan
Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com