Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Korban Sadar Telah Terjerat "Tinder Swindler" Indonesia: Ada 2 Suara Berbeda Saat "Voice Note"

Kompas.com - 24/08/2023, 12:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku penipuan bernuansa asmara “Tinder Swindler” versi Indonesia dicurigai ada lebih dari satu orang. Hal ini diungkapkan oleh salah satu korban berisial LN.

Saat itu, LN mulai mencurigai gelagat pelaku ketika uangnya mulai terkuras dalam bisnis jual beli daring fiktif. LN curiga karena tak pernah bisa mengambil uang dari keuntungan bisnisnya.

Setelah menelusuri jejak komunikasi dengan pelaku sejak awal perkenalan, LN menyadari ada suara yang berbeda selama mereka berkomunikasi lewat pesan suara atau voice note.

Baca juga: Cara Tinder Swindler Indonesia Jerat Korban: Bangun Kepercayaan Usai Selidiki Latar Belakang Target

"Suara yang dia kirim kepada saya pertama kali, yang pada Juni dengan suara yang dia kirim kepada saya sekarang itu berbeda," ucap LN kepada Kompas.com, pada pertengahan Juli 2023.

Tak hanya suara, gaya dan logat bicara pelaku lewat voice note itu yang juga berbeda membuat LN yakin pelaku lebih dari satu orang.

Seperti korban lainnya, LN tertipu website dagang palsu yang ternyata dibikin sendiri oleh komplotan pelaku. Dalam bisnis palsu itu, LN merugi sekitar US$8.040.

Tercatat, ada lebih dari 20 wanita Indonesia yang menjadi korban. Namun, hanya dua orang yang memutuskan melapor ke Polda Metro Jaya.

Baca juga: Penipu “Tinder Swindler Indonesia Tak Pernah Minta Foto Aneh-aneh, Korban: Saya Kira Cowok Baik...

Kasus ini sudah ditangani oleh Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Laporan polisi teregister dengan nomor LP/B/4163/VII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.

Namun, bagi para korban, peristiwa ini jauh lebih penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia, terutama para wanita yang hendak membangun hubungan melalui dating apps agar tidak ada korban lagi di kemudian hari.

Modus operandi

Berdasarkan keterangan para korban, pertemuan dengan pelaku seluruhnya melalui dating apps.

Pelaku berupaya meraih kepercayaan dari korban terlebih dahulu dengan berbagai cara. Setelah berhasil membangun kepercayaan, pelaku menyinggung bisnis jual beli daring yang disebutnya sebagai salah satu sumber kekayaannya selama ini.

Baca juga: Pengakuan Korban, Penipu Tinder Swindler Indonesia Selalu Menolak Diajak Video Call

Korban pertama-tama diminta membuat akun di website itu. Artinya, korban mendaftarkan diri menjadi merchant di sana.

Sekilas, mekanisme kerjanya seperti dropshipper di mana pemilik toko tidak mesti berurusan dengan barang dan pengemasan.

Pemilik toko hanya membeli item di daftar yang disediakan, lalu menjualnya kembali. Pelaku menjanjikan keuntungan 10 persen setiap barang laku terjual.

Tanpa disadari, modal yang digelontorkan sudah banyak, namun keuntungan itu tak pernah bisa diambil. Pada momen inilah biasanya para korban baru menyadari bahwa mereka telah tertipu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com