JAKARTA, KOMPAS.com – Pelaku penipuan bernuansa asmara “Tinder Swindler” versi Indonesia tahu betul bagaimana membangun kepercayaan dengan para korbannya.
Salah seorang korban berinisial LN mengatakan, meskipun komunikasi dilakukan melalui dating apps dan WhatsApp, pelaku bersikap sangat sopan.
“Pelaku ini membangun image pria baik. Tidak pernah minta foto yang enggak-enggak ke saya, tidak pernah ngomong yang enggak-enggak juga,” ujar LN saat berbincang dengan Kompas.com, pertengahan Juli 2023.
Baca juga: Penyesalan Korban Penipuan “Tinder Swindler Indonesia”: Itulah Bodohnya Saya...
“Kan biasanya kalau cowok itu, entah minta foto bugil misalnya atau kalau ngomong sukanya yang menjurus-menjurus. Nah, ini enggak sama sekali. Makanya saya merasa, 'Oh ini cowok baik',” lanjut dia.
Selain itu, pelaku mengaku berstatus single. Ini cukup berbeda dibandingkan korban “Tinder Swindler” versi Indonesia lainnya, yang mengaku berstatus pernah menikah tetapi telah bercerai.
Status pelaku ini pula yang membuat LN melanjutkan komunikasinya.
“Padahal, kalau si pelaku ini ngaku duda, pasti aku enggak akan mau lanjut. Tapi ini dia tahu betul cowok yang aku mau seperti apa,” ujar LN.
Hal lain yang membuat hati LN klepek-klepek adalah pelaku bersikap romantis.
LN berkomunikasi intens dengan pelaku sekitar dua bulan.
Baca juga: Pengakuan Korban, Penipu Tinder Swindler Indonesia Selalu Menolak Diajak Video Call
Namun, pelaku masih mengingat hal-hal kecil yang pernah menjadi bahan obrolan.
“Misalnya, anak saya berapa, saya sukanya apa, enggak sukanya apa, saya pernah cerita apa, dia ingat betul. Mungkin dia nyatet kali ya. Tapi itulah yang membuat wanita itu nyaman, gitu,” ujar LN yang merupakan single mom ini.
Terlebih lagi, pelaku yang mengaku warga Malaysia berjanji suatu hari nanti akan datang ke Jakarta untuk menikah dengan LN.
Setelah kepercayaan terbangun, barulah pelaku mengajak LN berbisnis di website dagang palsu yang ternyata dibikin sendiri oleh komplotan pelaku.
Dalam bisnis palsu itu, LN merugi sekitar 8.040 dollar Amerika Serikat.
Tercatat, ada lebih dari 20 wanita Indonesia yang menjadi korban. Namun, hanya dua orang yang memutuskan melapor ke Polda Metro Jaya.
Kasus ini sudah ditangani oleh Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Laporan polisi teregister dengan nomor LP/B/4163/VII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.