JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Polres Tangerang Selatan Ipda Siswanto mengalami koma usai kecelakaan saat bersepeda pada 19 Agustus 2023.
Siswanto ditabrak mobil saat bersepeda dari arah Pondok Jagung menuju Sport Center Alam Sutera melalui Jalan Sutra Boulevard.
Siswanto sempat dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia, Sabtu (26/8/2023).
Ayah mertua almarhum Siswanto, Suyadi Putra, menjelaskan proses perawatan menantunya saat terjadi kecelakaan hingga meninggal dunia.
Awalnya, Suyadi dikabarkan oleh anak Siswanto bahwa ayahnya mengalami kecelakaan.
Setelah Suyadi mendapatkan info tersebut, ia menghubungi istri Siswanto. Siswanto saat itu dibawa ke RS EMC Tangerang.
"Saya tanya gimana kondisinya, dia bilang 'bapak segera ke sini saya sedang di RS EMC'. Ya saya merapat ke RS akhirnya," kata Suyadi ketika ditemui di rumah duka, Minggu (27/8/2023).
Setelah sampai di RS EMC, Suyadi melihat banyak anggota polisi yang ada di rumah sakit tersebut.
Setelah itu, ia bergegas menanyakan keadaan menantunya. Ia bertanya kepada anaknya yang menjawab Siswanto sedang proses rontgen.
Ia lekas menunggu hingga menantunya keluar dari ruang rontgen.
Baca juga: Tertabrak Saat Bersepeda, Kanit PPA Polres Tangsel Meninggal Setelah Sepekan Dirawat
Setelah melihat hasilnya, Suyadi cukup kaget dengan luka yang dialami Siswanto. Ternyata ia baru mengetahui kalau menantunya ditabrak oleh mobil.
"Saya tanya apa yang luka. Cukup mengejutkan juga kalau jatuh dari sepeda kok sampai kayak gini, rupanya itu bukan jatuh dari sepeda tapi ditabrak mobil," kata Suyadi.
Suyadi menjabarkan luka-luka yang dialami Siswanto dari hasil rontgen.
"Salah satunya tulang kering patah dua, terus pundak sebelah kiri tulang iga patah depan belakang. Nah itu hasil rontgen ya," kata dia.
Setelah itu, Siswanto harus diperiksa kembali melalui CT scan. Dan hasilnya, menantu Suyadi mengalami pendarahan di otaknya.
"Nah hasil CT scan, sementara dokter bilang ada pendarahan di otak. Nah itu yang segera diambil tindakan," kata Suyadi.
Saat itu, Siswanto masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Kemudian, istri Siswanto mendapat kabar kalau Polres Tangerang Selatan merujuk menantunya agar ditangani ke RS Polri Kramat Jati.
Baca juga: Trauma dengan Mario Dandy, AG: Dengar Namanya Saja Langsung Deg-degan
Tanpa pikir panjang, keluarga memutuskan untuk memindahkan Siswanto ke RS Polri.
"Akhirnya siap dirujuk ke sana itu pun harus ada proses tunggu. Direspons pihak Polres Tangsel baru dipindah," jelas dia.
Siswanto akhirnya dipindah perawatan ke RS Polri. Sampai saat itu juga Siswanto tak sadarkan diri karena pendarahan otaknya.
Suyadi mengaku kehilangan harapan setelah mengetahui luka yang dialami menantunya.
Bahkan, Siswanto tidak menunjukkan tanda-tanda sadarkan diri maupun sembuh.
"Saya enggak bisa bayangkan kondisi dia saat itu. Kaki patah, tulang iga patah, pendarahan di otak. Saya hopeless," ujar Suyadi.
Istri Suyadi bersama anaknya terus menjaga Siswanto hingga akhir hayatnya di rumah sakit.
Bahkan kata Suyadi, anak-anak Siswanto juga ikut menjaga ayahnya selama satu minggu.
"Istri saya nonstop dengan istri korban dan anak anaknya korban selama satu minggu. Sampai sekolahnya terganggu cucu saya. Dia tidak mau meninggalkan ayahnya dan begitu pula istrinya," kata dia.
Suyadi mengatakan, ia tidak mengetahui hasil penyelidikan polisi terkait kecelakaan Siswanto.
Ia berpikir, masalah itu sudah ditangani pihak kepolisian. Suyadi menduga, anaknya sudah mengetahui penyebab kecelakaan itu namun belum sempat bercerita dengan keluarga.
"Saya tidak tahu ya, saya berpikir korban anggota polisi, dan masalah sudah ditangani ke polisi. Cuma yang pasti dalam proses itu istrinya lebih tahu," papar dia.
Siswanto dimakamkan di kampung halamannya Magelang, Jawa Tengah.
Jenazah disemayamkan di rumah duka kawasan Cipete, Kota Tangerang pada 27 Agustus. Jenazah Siswanto langsung dibawa ke kampung halamannya pada keesokan harinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.