Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang "Water Mist" di Kantornya, Wali Kota Jakut: Akan Kami Semprot Saat Kendaraan Pegawai Datang

Kompas.com - 01/09/2023, 18:50 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Water mist dipasang di Kantor Wali Kota Jakarta Utara sebagai upaya mengurangi polusi udara di Jakarta. 

Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan pemasangan water mist kini telah rampung dan mulai dioperasikan.

“Kami sudah pasang,” kata Ali saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat (1/9/2023).

Water mist ini dipasang di gedung parkir Kantor Wali Kota Jakarta Utara.

Baca juga: Dinas LH DKI: Alat Water Mist di Balai Kota Semprot 300 Liter Air Per Jam

Penyemprotan water mist ini akan berlangsung sebanyak tiga kali dalam satu hari.

"Akan kami semprot pada saat kendaraan pegawai datang, jam-jam 7 pagi sampai jam 8, itu kami semprot, karena kan datang, dan jam pulang. Siang kami semprot lagi," ujar Ali.

Selain pemasangan water mist, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara melarang kendaraan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak lolos uji emisi.

Ali menuturkan, larangan ini mulai berlaku pada pekan depan, yakni Senin (4/9/2023).

“Saya minta sama teman-teman yang punya kendaraan, khusus di Kantor Wali Kota, yang tidak lulus uji emisi, itu tidak boleh parkir atau masuk halaman kantor kami," tegas Ali.

Baca juga: Water Mist di Atap Balai Kota DKI Semprotkan Air 2 Kali Sehari, Durasinya 4 Jam

Pemkot telah menyiapkan aplikasi untuk memasukkan nomor kendaraan ASN. Dari data tersebut, akan diketahui apakah kendaraan tersebut lulus uji emisi atau tidak.

"Enggak (akan) bisa masuk. Karena kan ada aplikasinya, itu tinggal masukin nomor kendaraan saja," tutur Ali.

"Nanti, masing-masing petugas kami di depan, masukin nomor kendaraan, hitungan detik akan ketahuan apakah lolos uji emisi atau tidak. Jadi, langsung disuruh balik kanan," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com