Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pasutri Batal ke Kantor Imbas Rekayasa Lalu Lintas KTT ASEAN

Kompas.com - 04/09/2023, 14:34 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Andy Asmoro (28), pekerja kantoran di daerah Slipi Kemanggisan, Jakarta Barat, harus izin cuti satu hari lantaran terlambat ke kantor akibat macet panjang pada Senin (4/9/2023) pagi tadi.

Ia terjebak macet saat berkendara di kawasan Fatmawati menuju bundaran senayan, Jakarta Selatan.

Kata Andy, macet ini terjadi karena penutupan jalan dalam rangka rekayasa lalu lintas jelang penyelenggaraan KTT ASEAN Ke-43 di Jakarta.

"Aku dari Depok, biasa lewat Fatmawati mau ke Slipi. Otomatis harus lewat bundaran senayan dan sekitar GBK kan. Sepanjang Fatmawati ke arah bundaran senayan sih macet banget," kata dia kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).

Baca juga: MRT Jakarta Bakal Sesuaikan Jadwal Perjalanan Selama KTT Ke-43 ASEAN

Andy dan suaminya yang saat itu mengendarai motor ke arah Bundaran Senayan pun terjebak macet.

Lalu, mereka memutuskan untuk putar balik dan batal ke kantor.

"Sekitar jam delapan ketemu rekayasa lalu lintasnya, tapi kita belum sampai bundaran senayan Jadi karena bingung, terus sudah terlanjur kejebak macet, kita mutar duluan aja pas di Blok M, dan memilih izin jadinya," sambung Andy.

Ditambah lagi kondisi Andy yang sedang hamil muda membuat dia merasa pusing dan mual di perjalanan. Sehingga, sang suami pun ikut izin cuti kerja.

"Bisa saja suami ke kantor, cuma karena kondisi aku lagi "mabuk" dan suami belum tega buat nyuruh naik angkutan umum pagi-pagi jadi ya ikut mutar balik," tutur dia.

Baca juga: Pantauan Lalu Lintas Jelang KTT ASEAN, Semanggi-Sudirman Lengang

Padahal, Andy mengaku, malam sebelumnya sudah mempersiapkan diri dengan mencari informasi soal rekayasa lalu lintas ini.

Termasuk memantau media sosial Lalu Lintas Polda Metro Jaya, untuk mengecek jalan mana saya yang terkena rekayasa lalu lintas.

Sedangkan situasi lapangannya, peta digital pun masih belum update informasi soal jalan mana saja yang dibuka-tutup saat itu.

"Intinya kalau pengalaman tadi, karena ada rekayasa jalan dan sifatnya situasional, banyak yang cari jalan alternatif dan jadi macet di beberapa titik. Terus Gmaps itu tadi pagi sih pengalaman aku sama suami masih ngarahin lewat jalan biasanya. Padahal info dari TMC Polda Metro Jaya jalanan yang diarahkan Gmaps ditutup," tutur dia.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Menjelang KTT ASEAN Sedikit Membaik, tapi Masih Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif

Meski sudah ada penyampaian informasi melalui media sosial, namun Andy dan suaminya mengaku sangat disulitkan oleh rekayasa lalu lintas dan penutupan jalan ini.

Sebab, Andy dan suaminya adalah orang luar Jakarta yang mengandalkan peta digital untuk mobilitas harian.

"Kita sebagai orang yang baru kerja di Jakarta belum hafal jalan alternatif, kan mengandalkan Gmaps. Tapi karena di Gmaps masih mengarahkan ke jalan-jalan yang ditutup itu jadi ya bingung akhirnya memilih putar balik saja," ujar Andy.

Andy berharap, selama gelaran KTT ASEAN besok, 5-7 September 2023, informasi rekayasa arus lalu lintas beserta opsi jalan alternatif bisa lebih gamblang disampaikan oleh aparat yang bertugas.

"TMC itu cuma infoin ruas jalan yang ditutup saja, tapi enggak infoin dialihkan ke mananya. Terus harapannya ada kejelasan waktulah. Jadi bisa kita sesuaikan juga harus berangkat lebih pagi atau gimana. Semoga jalan alternatif nya besok sih enggak macet ya, jadi bisa kerja normal lagi," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com