Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayanan LRT Belum Maksimal, Pengamat: Wajar, Kalibrasi Butuh 3 Tahun

Kompas.com - 06/09/2023, 08:51 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Moda transportasi publik Lintas Raya Terpadu (LRT) menuai sejumlah keluhan dari penggunannya, berkait pelayanan yang belum maksimal.

Pengamat Transportasi sekaligus Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN) Deddy Herlambang menilai keluhan tersebut merupakan hal wajar untuk transportasi publik yang baru beroperasi.

Terlebih LRT saat ini menggunakan sistem grade of automation level 3 atau GoA3, yakni tingkat otomasi operasional kereta di mana pengoperasian dilakukan secara otomatis.

"Memang masih memerlukan kalibrasi sistem yang lama. Kalibrasi GoA 2 minimal 6 bulan, GoA 3 (LRT) minimal 3 tahun, GoA 4 minimal 5 tahun," jelas Deddy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/9/2023).

Baca juga: Bantah Jadwal Kereta Tak Sinkron, Manajemen LRT: Informasi di Papan Petunjuk Sudah Sesuai

"Ini sudah text book yang harus dilakukan semua operator jika penerapan CBTC atau ETCS jika ingin maksimal," tambah Deddy.

Berkaca pada awal operasional MRT, Deddy menyebut kalibrasi moda transportasi tersebut memerlukan waktu dua tahun memaksimalkan pelayanan.

"MRT dulu juga perlu kalibrasi 2 tahun sambil operasi normal, itupun ada masinisnya," ujarnya.

Sementara untuk LRT dengan sistem tanpa masinis, menurut Deddy perlu penyesuaian bisa saja berlangsung sampai tiga tahun.

Baca juga: Erick Thohir Jawab Keluhan LRT Jabodebek yang Sering Gangguan

"LRT ini GoA3 tanpa masinis kemungkinan juga masih memerlukan waktu kalibrasi 3 tahunan," ujarnya.

Karena itu, lanjut Deddy, keluhan-keluhan dari penumpang LRT merupakan hal yang wajar terjadi saat moda transportasi publik yang baru beroperasi.

"Betul, wajar, karena yang kerja integrasi sistemnya, apalagi specs teknis 31 rangkaian kereta LRTnya beda-beda, otomatis perlu waktu lama kalibrasinya," imbuhnya.

Sebelumnya, pada 30 Agustus lalu, PT KAI sebagai operator LRT Jabodebek menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terkait dengan adanya berbagai masalah teknis yang mengganggu kenyamanan penumpang.

Baca juga: Soroti Media Komunikasi LRT Jabodebek, Penumpang: Benar-benar Minim Informasi

Beberapa di antaranya seperti hentakan saat pengereman, pintu kereta tidak dapat tertutup, AC dan listrik mati, serta beberapa fasilitas papan informasi yang belum berfungsi secara maksimal.

LRT Jabodebek yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 28 Agustus melayani masyarakat di 18 stasiun yakni Dukuh Atas, Setiabudi, dan Rasuna Said.

Kemudian Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.

LRT Jabodebek memiliki 2 lintasan perjalanan yaitu Cibubur yang melewati Stasiun Dukuh Atas-Cawang-Harjamukti dan Bekasi dengan rute Stasiun Dukuh Atas-Cawang-Halim-Jatimulya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Megapolitan
Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Megapolitan
Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Megapolitan
Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat 'Ngebut'

Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat "Ngebut"

Megapolitan
 Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com