Awalnya, distribusi air disalurkan oleh PT Aetra, perusahaan swasta yang bekerja sama dengan PAM Jaya. Namun, sejak swastanisasi dihentikan tahun ini, air bersih langsung dipasok PAM Jaya
"Debit air dulunya lancar, karena kami kan enggak menggunakan air tanah. Kami pakai PDAM (PAM Jaya), dulu lancar. Kami juga pakai pipa dan segala macam kan," ucap Uye.
Uye mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan air bersih untuk masyarakat rusun. Pengelola rusun sudah bertemu dengan PAM Jaya.
Setelah pertemuan itu, PAM Jaya langsung datang ke Rusunawa Marunda untuk mengecek krisis air bersih.
"Nah PDAM, Pak Direktur sampai datang ke sini cek ya. Ada sekitar enam bulan lalu dan memang ternyata debit air kurang untuk masuk ke rusun," ucap dia.
Terkait krisis air bersih ini, para penghuni Rusunawa Marunda disebut sudah lelah untuk protes dan marah-marah.
“Krisis air banget. Bertahun-tahun di sini enggak selesai-selesai,” kata Ketua RT 003/RW 012 Rusunawa Marunda Hendra saat ditemui Kompas.com di Blok C-3 Rusunawa Marunda, Jumat (2/6/2023).
“Bukan mau marah-marah lagi. Air kan nomor satu, tapi penghuni juga sudah putus asalah. Setiap hari komplain ke pengelola juga responsnya lama, lambat,” sambung dia.
Atap beton di Rusunawa Marunda Blok C5 dilaporkan ambruk pada Rabu (30/8/2023).
Sekretariat Jenderal Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM) Maulana mengungkapkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca juga: Atap Beton Rusunawa Marunda Blok C5 Ambruk, Warga: Bangunan Sedikit Keropos
"Jadi, tanggal 30 Agustus kemarin, kan atapnya beton ya, jatuh dari atas. Atapnya jeblos ke bawah," kata Maulana saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (3/9/2023).
Beruntung tidak ada korban jiwa saat atap beton tersebut runtuh.
Biasanya, kata Maulana, tidak sedikit anak kecil bermain di bawahnya pada jam-jam tersebut.
"Alhamdulillah-nya di sana enggak ada korban nih warga, enggak ada yang tertimpa," kata Maulana.
"Memang, pada saat itu banyak sekali anak-anak (di sekitar). Alhamdulillah anak-anak (sedang) enggak main di situ," ucap Maulana.