JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah hampir satu pekan, warga di RW 011, Jalan Utan Jati, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat mengalami krisis air bersih.
Kesulitan ini terjadi sejak Jumat (8/9/2023) karena air yang disuplai PAM Jaya tidak mengalir.
Alhasil, warga harus mengantre untuk mendapatkan air dari mobil tangki PAM Jaya.
Pantauan Kompas.com di wilayah RT 011 pada Rabu (13/9/2023) sore, tampak beberapa warga telah menunggu mobil tangki air tiba.
Tak lama, mobil berkelir putih-biru bertuliskan "Perusahaan Daerah Air Minum" milik PAM Jaya berhenti di pinggir jalan, di dekat gang permukiman.
Petugas kemudian bergegas memutar keran dari mobil, dan menyalurkan air menggunakan selang biru.
Baca juga: Pompa Diperbaiki Usai 3 Bulan Krisis Air Bersih, Warga Rusun Petamburan Antre Sambil Bawa Ember
Sementara itu, di dalam gang sempit terlihat warga yang memasukkan air ke drum plastik, jeriken, maupun ember.
Terdengar kelakar warga yang senang bisa mengisi wadah air di rumah mereka lagi.
"Akhirnya bisa mandi," ujar salah satu warga diiringi tawa.
Mendengar itu, warga lainnya ikut tertawa. Masing-masing dari mereka sibuk memindahkan air bersih melalui selang.
Makin lama mobil tangki air terparkir, makin banyak pula warga yang mendatangi lokasi penyaluran air.
Bukan hanya orang dewasa saja, tetapi anak-anak pun tampak ikut membantu mengangkut air bersih.
Baca juga: 3 Bulan Krisis Air Bersih, Warga Rusun Petamburan: Kalang Kabut Saat Air Mati...
Menurut Ketua RW 011, Muhammad Arif Rahman, krisis air bersih terjadi di delapan wilayah RT. Dia menyebut, RT 005, RT 006, RT 007, dan RT 010 menjadi wilayah dengan krisis air terparah.
"Di sini ada beberapa warga di beberapa RT, yang tidak mempunyai sumur resapan dan air tanah, jadi sangat ketergantungan dengan air pam tersebut. Kalau air tidak keluar, dia tidak mandi," kata Arif saat ditemui di lokasi.
Ia menyebutkan, warga yang tinggal di RT 001-003 kebanyakan menggunakan air tanah ketika air PAM mati.
Sedangkan warga di wilayah lain di RW tersebut, sangat mengandalkan air PAM Jaya.
"Kalau pun ada, air tanahnya jelek, asin, kuning. Makanya warga ketergantungan dengan air PAM," ucap Arif.
Dia menyampaikan, tangki air dikirimkan secara bergilir ke setiap RT yang terdampak.
Setidaknya, mobil itu telah datang sebanyak dua kali sejak air PAM di rumah warga mati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.