Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harap Pedagang Tanah Abang yang Kesulitan Dapat Pembeli: Ingin Orang-orang Kembali Berbelanja Langsung

Kompas.com - 16/09/2023, 09:45 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Pasar Tanah Abang, Edi (40), mengatakan bahwa para pedagang di Pasar Tanah Abang tengah menghadapi masalah yang serius.

Sebab, kini mereka begitu kesulitan menjualkan dagangannya lantaran kondisi Pasar Tanah Abang yang sepi pembeli.

Hal itu terjadi imbas aktivitas belanja online atau daring yang lebih banyak dipilih masyarakat.

Ingin orang-orang kembali belanja langsung

Baca juga: Frustrasi Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Pedagang: Kami Ingin Orang Balik Berbelanja Lagi

Sepinya kondisi Pasar Tanah Abang membuat Edi berharap orang-orang mau untuk kembali berbelanja secara langsung.

"Semoga kembalilah seperti dulu. Budaya orang itu balik ke pasar lagi. Itu saja," jelas Edi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/9/2023).

Edi mengatakan, kondisi Pasar Tanah Abang yang sepi pembeli adalah bukti bahwa mereka tengah babak belur.

Ia menilai bahwa pedagang pasar offline saat ini sedang kalah telak dengan pedagang online.

Kendati demikian, Edi tetap mengakui bahwa persaingan antara pasar online dan pasar offline memang sehat.

"Kalau persaingan, sehat sih sehat, cuma kami kalah saat ini. Kalah. Karena rata-rata di sini ada barang-barang yang memang punya kualitas, makanya kami punya harga yang tinggi," kata Edi.

Baca juga: Sepi Pembeli, Pedagang Tanah Abang Ingin Ada Regulasi yang Mengatur Penjualan Daring

Inginkan regulasi yang mengatur penjualan daring

Edi meminta pemerintah menerbitkan regulasi terkait persaingan dagang daring dan pedagang offline atau kios.

Edi menuturkan, regulasi perlu dibuat untuk membuat persaingan antara pedagang online dan offline lebih seimbang.

"Nah, pemerintah mungkin punya regulasi untuk pedagang online bagaimana caranya biar seimbang. Pedagang online jalan, pedagang offline jalan," kata Edi.

Edi menduga, salah satu hal yang membuat penghasilan pedagang Pasar Tanah Abang terus merugi adalah tentang perbedaan harga sewa kios.

Selain barang yang diklaim lebih berkualitas, pedagang di Pasar Tanah Abang juga harus menjual dagangannya dengan harga lebih mahal karena tingginya harga sewa kios.

Baca juga: Kegetiran Pedagang di Pasar Tanah Abang: Sepi Pembeli dan Sulit Bersaing dengan Pedagang Online

Di sisi lain, pedagang online cenderung bisa menjual murah karena tidak ada beban biaya sewa kios. Mereka juga bisa memotong beban biaya karyawan.

Sebab, menurut Edi, pedagang di pasar daring cenderung lebih mudah dalam berjualan dan tidak membutuhkan karyawan tambahan.

"Kami enggak menjelekkan online juga, enggak. Yang penting seimbang. Ini kan kenyataannya offline yang enggak jalan. Buat pemerintah dipantau masa pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara seperti kuburan," tutur Edi.

(Penulis: Joy Andre | Editor: Jessi Carina, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com