Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bekasi Alami Gatal-gatal Kulit akibat Air PAM Keruh dan Bau

Kompas.com - 19/09/2023, 16:54 WIB
Firda Janati,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Warga Bulak Kapal, Bekasi Utara, Nur Hidayati (47), mengalami gatal-gatal kulit akibat pemakaian air PAM yang tercemar limbah.

Nur menuturkan, sudah dua minggu belakangan ini kulitnya gatal-gatal setelah memakai air keruh dan berbau tersebut.

"Gatal, sebadan ini kayak ada yang gatal. Sebelumnya enggak pernah gatal-gatal. Ini sudah dua minggu lebih dari yang pertama kena limbah, semenjak air PAM kotor," kata Nur saat ditemui di Bekasi Utara, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: Kali Bekasi Tercemar Limbah, Pemkot Andalkan Kalimalang untuk Sumber Air PAM

Nur sebelumnya telah berobat ke dokter umum. Akan tetapi, kondisi kulitnya tidak kunjung membaik.

"Jadi saya beli obat ke apotek enggak sembuh, terus berobah ke dokter biasa enggak sembuh. Akhirnya saya ke spesialis (kulit) karena sudah satu badan (gatal-gatal)," kata Nur.

Awalnya, Nur menduga penyebab kulitnya gatal-gatal akibat polusi udara Bekasi yang kerap masuk dalam kategori tidak sehat.

Setelah berobat ke dokter spesialis kulit, Nur baru mengetahui kulitnya gatal-gatal disebabkan karena penggunaan air yang kurang bersih.

"Menurut dokter enggak cuma saya, ada banyak, ini belum sembuh 100 persen, tapi sudah agak mendingan," tutur dia.

Baca juga: Sejak Maret 2023, Kali Bekasi Sudah 6 Kali Tercemar Limbah Pabrik

Kata Nur, kondisi air di rumahnya berwarna hijau kecoklatan disertai bau yang tidak sedap.

"Kalau dibilang kotor dan bau parahnya dari tanggal 13 itu ya, cuma sebelumnya sudah sering juga, tapi enggak sampai satu minggu gini. Tiga hari mati, nanti hidup lagi," kata dia.

Keruhnya warna air PAM itu membuat Nur tidak bisa mandi dan mencuci. Meski begitu, ia tetap membayar tagihan.

"Saya kalau bayar (tagihan) bukannya Rp 60.000. Tapi bisa Rp 160.000 sampai Rp 200.000 per bulan, tapi malah dikasih air begini," ucap dia.

Baca juga: Instagram-nya Diserbu Warganet soal Krisis Air, Wali Kota Bekasi: Seakan Pemerintah Tidak Berupaya

Adapun dalam kasus pencemaran limbah di Kali Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi melalui Perumda Tirta Patriot telah mengambil keputusan peralihan air baku ke Kalimalang.

Peralihan air baku ke Kalimalang dianggap lebih bersih karena merupakan bagian dari SPAM Jatiluhur yang merupakan proyek Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I di Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, peralihan penggunaan air Kalimalang itu melalui metode pipanisasi.

Harapannya, pelanggan Perumda Tirta Patriot tak lagi mengalami krisis air.

Dengan opsi tersebut, Kali Bekasi yang sampai sekarang tercemar limbah pabrik tidak lagi digunakan sebagai air baku.

"Ya, Kalimalang kami akan buat pipanisasi sehingga nanti kita tidak lagi bergantung kepada Kali Bekasi," kata dia, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com