Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Cekik Tetangga di Depok Sampai Tewas Dipastikan Tidak Mabuk atau Pakai Obat-obatan

Kompas.com - 16/10/2023, 20:39 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Kasat Reskrim Polres Metro Depok Kompol Hadi Kristanto memastikan tersangka JJA (45) membunuh tetangganya, RAS (52), di sebuah rumah kontrakan di Depok dalam kondisi sadar alias tidak di bawah pengaruh alkohol dan obat-obatan.

"Tidak dipengaruhi alkohol atau obat-obatan. Tersangka JJA tidak mabuk atau dipengaruhi zat terlarang," ungkap Hadi saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (16/10/2023).

Adapun JJA dilaporkan usai mencekik tetangganya hingga tewas pada Kamis (12/10/2023) lalu. Peristiwa itu terjadi di rumah kontrakan korban yang bersebelahan dengan rumah tersangka. Tepatnya di Jalan Masjid Al-Itihad, Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.

JJA mencekik RAS dengan tangan kosong hingga napas korban tersengal, kemudian meninggal dunia.

Baca juga: Amarah Pria di Depok Berujung Cekik Tetangga hingga Tewas, Berawal dari Urusan Download Game Ludo

Adapun masalah ini, kata Hadi dilatari oleh game Ludo yang dimintai unduh oleh pelaku pada keponakan korban.

"Download game Ludo," ungkap Hadi.

Kejadian bermula ketika keponakan korban bernisial IRE bermain dengan R, anak pelaku, pada pukul 23.00 WIB.

Kemudian, JJA menghampiri keponakan korban untuk meminta diunduhkan game di ponselnya. Namun, keponakan korban menolak permintaan tersebut.

"Pelaku meminta kepada saksi IRE untuk di-download-kan game di HP, akan tetapi tidak dikasih karena memakan kuota besar," kata Hadi saat dikonfirmasi, Sabtu (14/10/2023).

Baca juga: Pria di Depok Naik Pitam: Cekik Tetangga hingga Tewas, Diduga gara-gara Urusan Download Game

Hadi menuturkan, IRE sempat kembali bermain dengan anak pelaku sebelum akhirnya mereka pulang ke rumahnya masing-masing.

Selang 30 menit berlalu, JJA tiba-tiba mendatangi rumah IRE dan meluapkan emosinya.

Hadi berkata, JJA yang emosi pun menarik kerah baju keponakan korban.

Kepada polisi JJA mengaku menarik kerah baju keponakan korban lantaran kesal diledek oleh IRE saat sedang marah.

"Pelaku tidak mencekik keponakan korban, hanya menarik kerah baju korban," lanjut Hadi.

Pada saat menarik kerah baju IRE, (tangan pelaku) langsung ditepis oleh korban (RAS).

Baca juga: Kronologi Pria di Depok Cekik Tetangga hingga Tewas, Diduga karena Urusan Download Game

Dalam kondisi itu, Hadi mengatakan, pelaku malah berbalik menyerang RAS sehingga yang bersangkutan mengalami sesak napas.

"Pelaku kesal si korban ikut campur pada saat pelaku memarahi keponakan korban," kata Hadi.

Pelaku pun berbalik mencekik korban sambil dipepetkan ke tembok dan korban sesak napas.

Akibatnya, korban dinyatakan meninggal dunia meski sebelumnya sempat mendapatkan perawatan medis di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hermina Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Megapolitan
Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Maut Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Maut Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com