Ia juga mendorong kurikulum khusus terkait pengolahan sampah di sekolah-sekolah. Terlebih, masalah sampah saat ini tidak hanya akan selesai dengan membuang sampah di tempatnya seperti zaman dulu, tapi juga harus didukung dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Anca menilai, tahap pemilahan sampah merupakan hal yang krusial dan tidak bisa dilewatkan. Selain itu, perlu ada edukasi tentang cara mengurai sampah organik di lingkup rumah tangga, seperti menggunakan maggot.Atau bias pula dengan mengumpulkan sampah plastik ke bank sampah.
Jadi, tambahnya, sampah yang diangkut ke TPS adalah sampah yang tidak bisa dikelola sendiri oleh masyarakat.Selanjutnya, sampah non-organik yang terkumpul di TPS dapat dikelola lebih lanjut oleh pemerintah dan pihak terkait.
“Antara program yang dijalankan pemerintah dengan keterlibatan masyarakat harus berjalan beriringan. Dengan melakukan pemilahan saja, separuh masalah sampah di kota ini telah terselesaikan. Masyarakat bisa ikut membangun Jakarta dari rumah,” papar Anca.
Ia pun berharap, pemerintah dapat mengawasi pengelolaan sampah di kawasan bisnis. Jika perlu, pemerintah memberikan sanksi tegas kepada perusahaan yang lalai dan tidak mengelola sampah dengan baik.
“Selain pengelolaan sampah, harus ada upaya untuk dapat mengurangi penggunaan sampah yang tidak bisa diurai seperti plastik.Perlu ada mindset bahwa masalah sampah harus diselesaikan dengan tidak menghasilkan sampah,” pungkas Anca. (Rindu Pradipta Hestya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.