Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Driver Ojol, Sepi Orderan karena Tersaingi Angkot JakLingko Gratis

Kompas.com - 25/10/2023, 16:50 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang driver Gojek bernama Cipto Yuda (47) mengaku sepi orderan sejak enam bulan terakhir.

Warga Warakas tersebut mengungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan turunnya penumpang ojol adalah kehadiran mikrotrans JakLingko.

Ia menilai, kehadiran angkot Jaklingko yang disediakan secara gratis oleh Pemprov DKI membuat banyak masyarakat meninggalkan jasa ojek online.

"Ya regulasi pemerintahannya, regulasi sekarang, ya kita saingan satu, JakLingko. Oke JakLingko gratis, sedangkan masyarakat yang mampu juga pakai JakLingko," kata Cipto saat berbincang dengan Kompas.com di Jalan Metro Kencana Raya, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Duduk Perkara Sopir JakLingko Dimaki Pengurus PO Bus AKAP di Terminal Lebak Bulus

Seiring munculnya Jaklingko yang digagas semasa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan itu, Cipto merasakan betul penumpangnya jauh berkurang. 

Sebab, masyarakat lebih memilih menggunakan angkot Jaklingko gratis ketika menempuh perjalanan yang jaraknya tak terlalu jauh.

"Mereka kan enggak bayar. Untuk jarak-jarak dekat, sudah pasti hilang," ungkap Cipto.

Tarif terintegrasi hadir untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi umum.DOK. Pemprov DKI Jakarta Tarif terintegrasi hadir untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi umum.

Dalam sesi wawancara yang dimulai pukul 13.16 WIB, Cipto mengaku belum mendapatkan orderan.

Padahal, ia sudah berangkat kerja sejak pagi, setelah mengantarkan anaknya ke sekolah.

Tidak ingin omong kosong, Cipto menunjukkan hasil pekerjaannya selama dua pekan terakhir ini.

Dalam periode waktu tersebut, ayah dua anak itu paling banyak menyelesaikan sebanyak 7 orderan pada 13 Oktober 2023 dengan pendapatan kotor Rp 138.400.

Baca juga: Daftar Transportasi Feeder di Stasiun LRT Harjamukti, dari Transjakarta hingga Mikrotrans Jaklingko

Cipto rata-rata menyelesaikan pekerjaan dalam satu hari yakni 3 orderan sampai 5 orderan saja. Namun, ada beberapa hari dia hanya menyelesaikan 1 orderan saja.

"Susah banget. Nih kalau pengin lihat. Paling mentok 7 atau 8 orderan," ujar Cipto sambil menggaruk kepala dan tertawa.

Sejak 2018 menjadi pengemudi ojek online, Cipto merasa kondisi sekarang adalah yang terparah.

Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa pekerjaan driver ojek online bukan lagi profesi yang menjanjikan.

"Waktu itu kan ojek online, satu hari bisa Rp 100.000 - Rp 500.000. Orang yang sambi saja bisa dapat Rp 150.000, pagi sama malam. Makanya gue putuskan untuk mengundurkan diri (dari pekerja sebelumnya). Eh sekarang ojek online lagi nyungsep," tutur Cipto.

Baca juga: Soal Wacana Pungutan Pajak, Driver Ojol: Bukannya Bantu, Malah Bebani Rakyat

Cipto yang merupakan driver Gojek mengatakan, penyebab lain turunnya orderan karena daya saing sesama rekan seprofesinya dari perusahaan lain.

"Berat. Sekarang, kayak Maxim, In Driver, harganya kan di bawah, lebih murah. Mereka cenderung lari ke situ. Cuma, sekarang daya belinya sudah pada turun kalau saya lihat. Karena karyawan juga banyak yang jadi driver online juga, sambi," kata Cipto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com