Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Wacana Pungutan Pajak, "Driver" Ojol: Bukannya Bantu, Malah Bebani Rakyat

Kompas.com - 25/10/2023, 16:42 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA. KOMPAS.com - Cipto Yuda (47) langsung menggerutu saat disinggung rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memungut pajak terhadap ojek online (ojol).

Menurut dia, wacana itu sangat tidak masuk akal.

Pengemudi ojol asal Warakas, Jakarta Utara itu berujar, wacana tersebut justru sangat memberatkan mereka mengingat jumlah orderan yang kian menurun.

"Kondisi sekarang lagi susah, terus mau dipotong pajak? Pemerintahannya, aduh. Bukan membantu rakyat, malah membebani rakyat," kata Cipto saat ditemui Kompas.com di Jalan Metro Kencana Raya, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Driver Ojol Keberatan dengan Wacana Pungutan Pajak, Singgung Orderan yang Kian Lesu

"Ngapain ada wacana seperti itu? Sedangkan pajak banyak yang diselewengkan. Cari saja pajak yang gede, pengusaha-pengusaha. Enggak usah pajak ojek online," tutur dia lagi.

Cipto menyampaikan, kondisi orderan pengemudi ojol, termasuk dirinya, sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut sudah dia rasakan sejak enam bulan terakhir.

"Hampir 30 persen pendapatannya. Berarti, 70 persen turun," ucap Cipto.

Ayah dua anak itu mengungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan turunnya orderan karena kehadiran mikrotrans JakLingko.

"Ya regulasi pemerintahannya, regulasi sekarang, ya kita saingan satu, JakLingko. Oke JakLingko gratis, sedangkan masyarakat yang mampu juga pakai JakLingko. Mereka kan enggak bayar. Untuk jarak-jarak dekat, sudah pasti hilang," ungkap Cipto.

Baca juga: Heru Budi Sampaikan 4 Raperda ke DPRD DKI, dari Sistem Pangan sampai Pajak Daerah

Cipto mengatakan, penyebab lain turunnya orderan karena daya saing sesama rekan seprofesinya dari perusahaan lain.

"Berat. Sekarang, kayak Maxim, In Driver, harganya kan di bawah, lebih murah. Mereka cenderung lari ke situ. Cuma, sekarang daya belinya sudah pada turun kalau saya lihat. Karena karyawan juga banyak yang jadi driver online juga, sambi," kata Cipto.

Tidak ingin berbicara omong kosong soal sepinya orderan, Cipto menunjukkan hasil pekerjaannya selama dua pekan terakhir.

Dalam periode tersebut, Cipto rata-rata menyelesaikan tiga sampai empat orderan.

Sementara, paling banyak yakni tujuh orderan pada 13 Oktober 2023 dengan pendapatan kotor Rp 138.000.

Baca juga: Pemprov DKI: Usulan Pungut Pajak Ojol dan Online Shop Belum Direspons Pusat

"Susah banget (untuk 10 orderan dalam 1 hari). Nih kalau pengin lihat. Paling mentok 7 atau 8 (orderan). Apa yang mau ditarik pajaknya kalau kayak begini," ucap Cipto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com