Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roda Rangkaian Kereta Cepat Aus, Pakar Sebut LRT Perlu Diaudit

Kompas.com - 30/10/2023, 17:40 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengusulkan pembentukan tim independen yang bertugas menyelidiki penyebab belasan rangkaian kereta atau trainset Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek mengalami roda aus.

Sebagai informasi, saat ini terdapat 18 unit rangkaian kereta LRT yang masuk bengkel karena rodanya yang aus. Padahal, belasan rangkaian kereta itu baru beroperasi dua bulan, atau sejak 28 Agustus 2023.

"Saya mengusulkan perlu ada tim independen yang mungkin mengaudit atau menginvestigasi, sebenarnya yang ada missing-nya (kesalahannya) di mana," kata Deddy saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/10/2023).

Baca juga: 6 Masalah LRT Jabodebek, Terbaru Roda Cepat Aus dan Banyak Kereta Masuk Bengkel

Menurut Deddy, seandainya tim investigasi terbentuk, maka penyebab roda aus pada belasan rangkaian LRT dapat segera terungkap.

"Sarananya yang salah atau prasarananya yang salah, atau spesifikasi relnya yang berbeda, atau spesifikasi rodanya yang beda. Jadi, itu harus diinvestigasi, jangan sampai saling menyalahkan," ucap Deddy.

Deddy juga membandingkan kasus yang terjadi pada LRT Jabodebek dengan di Palembang, Sumatera Selatan.

Sebab, kata Deddy, LRT di Palembang tidak bermasalah meski tikungan di sana jauh lebih tajam.

Baca juga: Roda LRT Jabodebek Sudah Aus Baru 2 Bulan Beroperasi, Diduga akibat Sisa Uji Coba

"Kenyataannya kalau LRT di Sumatera Selatan, tikungannya jauh lebih kasar, jauh lebih tajam, tapi kenyataannya tidak masalah. Kita kan perlu penjeladan juga. Masalahnya di mana?," ujar Deddy.

"Karena ini kereta ringan, seharusnya asumsi ringan itu kan smooth, easy, mudah, gampang, tapi kenyataannya kok malah jadi cepat rusak," tutur dia lagi.

Ratusan perjalanan LRT Jabodebek terpaksa dibatalkan karena belasan rangkaian keretanya harus masuk bengkel. Kejadian ini dikarenakan roda sudah aus.

"Ada 18 trainset yang rodanya sudah aus. Jadi belasan trainset ini harus masuk ke bengkel bubut untuk diperbaiki," kata Manajer Humas LRT Jabodebek Kuswardojo, Rabu (25/10/2023).

Banyaknya rangkaian kereta yang masuk bengkel pada akhirnya berpengaruh pada operasional LRT.

Baca juga: Dua Bulan Beroperasi, Manajemen Baru Tahu Kepingan Roda LRT Jabodebek Cepat Aus

Kus mengatakan, pihaknya terpaksa memangkas ratusan perjalanan karena hanya sedikit rangkaian kereta yang tersedia.

"Kini hanya 9 trainset yang tersedia. Artinya ada 103 perjalanan yang kami batalkan saat ini," tutur dia.

Imbasnya, waktu tunggu jadi kedatangan jadi bertambah. Normalnya, kata Kus, LRT Jabodebek menjalankan 16 rangkaian kereta setiap hari.

Sebanyak 16 rangkaian kereta itu diketahui melayani 234 perjalanan di seluruh stasiun LRT Jabodebek.

Kini, pengguna setia LRT Jabodebek harus menunggu hingga 40 menit lamanya untuk menikmati moda transportasi ini.

"Dengan sembilan train set yang beroperasi, headway-nya antara 30-40 menit di semua stasiun. Waktu tunggu menjadi lama karena banyak perjalanan yang kami batalkan," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com