Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepenggal Kisah Siti Robiah, Puluhan Tahun Hidup di Kampung Apung Cengkareng

Kompas.com - 30/10/2023, 18:24 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siti Robiah sudah puluhan tahun menghuni rumah panggung yang berdiri di Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Wanita asal Tangerang, Banten berusia 60 tahun itu langsung duduk di peraduannya ketika menceritakan sepenggal kisah hidupnya di Ibu Kota.

Siti hidup bersama suami, anak, dan cucunya di rumah seluas sekitar tiga meter. Hunian yang ditempatinya terbuat dari kayu yang ditempeli tripleks seadanya sebagai dinding. Di dalamnya, terdapat lemari es, kasur tingkat, kipas angin, hingga lemari pakaian.

"Saya di sini sudah lama, dulu tinggal di kampung di Balaraja, Tangerang. Terus pindah ke sini, sudah puluhan tahunlah," kata Siti mengawali kisahnya saat berbincang dengan Kompas.com di kediamannya, Senin (30/10/2023).

Baca juga: Cerita Hasanudin Bawa Kehangatan lewat Sepiring Lontong Sayur

Ketika masih muda, Siti dan suami bekerja serabutan untuk menghidupi tiga anak mereka. Namun, seiring bertambahnya usia, kini hanya suaminya yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Pendapatan ya alhamdulillah, suami saya kerja bikin mesin. Untuk (kebutuhan) makan orang banyak, yang cari satu orang. Tetapi Allah Maha Kuasa, dikasih sehat," ujar dia.

Sesekali Siti menatap ke arah luar pintu rumahnya. Ia tampak menahan air mata, ketika menceritakan getirnya kehidupan di Jakarta.

Dahulu, anak-anak Siti hanya mampu makan nasi dan garam lengkap dengan air teh.

Baca juga: Kisah Ivan Rivani, Penyandang Disabilitas yang Buka Les Gitar Keliling di Pulogadung

"Saking enggak punyanya saya di sini, lagi bapaknya belum kerja di bengkel. Enggak dikasih jajan, anak saya diam saja itu yang perempuan sama yang laki-laki," tutur Siti.

Nenek dari enam cucu ini mengaku belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah. Kendati begitu, suaminya sempat menerima uang senilai Rp 600.000 beberapa waktu lalu. Sementara anaknya mendapatkan bantuan sembako.

"Saya enggak dapat bantuan, anak saya yang dapat. Saya di sini enggak pernah dapat apa-apa, baru suami saya kemarin itu," imbuh dia.

Padahal, Siti sekeluarga memiliki KTP DKI Jakarta.

Mengontrak rumah

Siti, salah satu warga yang tinggal di Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (30/10/2023). KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI Siti, salah satu warga yang tinggal di Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (30/10/2023).
Rupanya, rumah yang ditempati para warga di RT 010 RW 001 tersebut merupakan kontrakan sang pemilik tanah.

Meski terendam air, rumah-rumah di sana tetap berdiri ditopang kayu yang telah lapuk. Beberapa bangunan di antaranya bahkan dibangun permanen.

Kata Siti, dia harus membayar uang sewa Rp 300.000 per bulan untuk menempati rumah di sana.

Baca juga: Cerita Warga Terdampak Kebakaran TPA Rawa Kucing, Terpaksa Berdagang meski Rumah Diselimuti Asap

"Mengontrak Rp 500.000, soalnya suami saya kerjanya dekat di bengkel yang seberang," ungkap Siti.

"Cucu saya juga betah di sini. Mau pindah-pindah juga sayanya enggak mau. Cucu sekolahnya di sini juga," tambah dia.

Setidaknya terdapat puluhan rumah yang dibangun di Kampung Apung. Para warga beraktivitas seperti biasa, walaupun rumahnya berada di atas air.

Pantauan di lokasi, air yang merendam Kampung Apung kini surut. Ketinggiannya hanya beberapa sentimeter saja.

Sementara di sisi rumah warga, terlihat tanaman eceng gondok dan sampah yang mengapung di atas sisa-sisa air yang merendam permukiman ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Megapolitan
Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com