JAKARTA, KOMPAS.com - Namanya Ivan Rivani (51), seorang tunadaksa yang memutuskan membuka les gitar akustik dan elektrik keliling di Jakarta Timur.
Ini bukan pekerjaan pertama yang digelutinya. Sejak 1998, Ivan mencari nafkah dengan menjadi loper koran.
Pendapatan yang terus menurun membuat dia harus mencari jalan lain untuk mendapat tambahan rupiah.
"Saya mulai dagang itu 1998 saat koran ramai. Sampai sebelum 2022 (penghasilan) di bawah Rp 1,5 jutaan per bulan, pas 2022 jadi Rp 1,5 juta karena ada kenaikan pelanggan. Kalau sekarang Rp 1 juta saja, pengaruh internet," kata dia kepada Kompas.com di kediamannya di Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (20/10/2023).
Ivan sudah menjadi penyandang tunadaksa sejak usia lima tahun karena sakit. Sejak saat itu, ia selalu menggunakan kursi roda untuk bepergian.
Sejak bekerja sebagai loper koran, Ivan berkeliling menggunakan sepeda yang digowes menggunakan tangan.
Untuk memudahkan kegiatan sehari-hari, Ivan mulai menabung untuk memodifikasi sepeda motor roda dua menjadi roda tiga.
Mulai tahun 2022, moda transportasinya pun berubah. Kini, dia berkeliling sebagai loper koran sambil mempromosikan usaha les gitarnya dengan sepeda motor roda tiga
Ivan memang sudah mahir bermain gitar akustik dan elektrik sejak berusia 15 tahun. Ia pun pernah mengikuti sekolah musik pada 2014-2019.
Baca juga: Bertambah 4, Kasus Cacar Monyet di Jakarta Menjadi 7 Sejak 2022
Namun, Ivan baru merintis karier di bidang les gitar akustik dan elektrik pada akhir 2021 di kediamannya.
Ia mulai memasang spanduk bertuliskan "Buka Les Gitar Akustik dan Elektrik" di atas gerbang rumahnya.
Ivan mengakui les gitarnya masih kurang diminati banyak orang. Mayoritas orang-orang yang melintas di depan rumahnya hanya mengontak nomor yang tertera.
"Ada yang ngontak, tapi untuk tanya-tanya saja," ungkap dia.
Namun, akhirnya ada lima anak sekolah yang berminat mengikuti lesnya. Mereka meminta Ivan mengajari cara bermain gitar akustik di kediaman mereka.
Sayangnya, mereka hanya bertahan selama beberapa bulan saja sebelum mengakhiri les. Ivan pun tidak tahu alasannya.