Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Penemuan Kerangka Manusia di Perkebunan Bogor: Berserakan dan Ada Barang Masih Utuh

Kompas.com - 31/10/2023, 23:04 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penemuan kerangka manusia yang berserakan di sebuah area perkebunan wilayah Kampung Liud, Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, masih jadi misteri.

Kerangka itu ditemukan seorang warga bernama Hamdan (60) cukup jauh dari permukiman penduduk. Saat ditemukan, kerangka manusia tersebut berada dalam kubangan air.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Jasinga Ajun Komisaris Jony Handoko mengatakan, kerangka atau tulang-tulang manusia tersebut ditemukan sudah tersebar.

Baca juga: Kerangka Manusia Ditemukan Berserak di Area Perkebunan Bogor

Namun, sambung Jony, bagian kerangka mulai dari tengkorak, kaki, dan tangan masih utuh. Jony yakin penemuan tersebut merupakan kerangka manusia.

"Jarak antara tulang satu dengan yang lain saat ditemukan ada yang setengah meter, ada yang dua meter," ucap Joany, Selasa (31/10/2023).

Barang lain di sekitar lokasi

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan sejumlah barang yang diduga milik korban, yakni baju dan jam tangan.

Barang-barang tersebut ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan kerangka. Baju ditemukan di sekitar area, sementara jam tangan ditemukan masih menempel di tulang.

Baca juga: Penemuan Kerangka Manusia di Bogor, Polisi: Ada Jam Tangan Masih Menempel di Tulang

"Cuma ditemukan ada jam tangan, masih menempel di tulang. Sama baju motif batik warna hitam, kita temukan di sekitar itu. Enggak ada barang lain yang kita temukan," beber Jony.

Polisi memperkirakan korban memiliki tinggi sekitar 165 sentimeter. Kerangka tersebut diduga berjenis kelamin laki-laki. Kendati demikian, polsi masih menunggu hasil identifikasi kedokteran.

Sejauh ini, kata Jony, belum ada laporan yang masuk ke kepolisian perihal soal orang hilang. Sementara, kerangka manusia sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diotopsi.

"Identitasnya belum diketahui. Kami masih terus cari keterangan-keterangan. Sejauh ini belum ada warga sekitar yang melaporkan kehilangan salah satu anggota keluarganya," ucap dia.

Baca juga: Kerangka Manusia Berserakan di Hutan Jasinga Bogor, Polisi: Diduga Dimakan Hewan Liar

Diduga dimakan hewan liar

Polisi menduga korban dimakan hewan liar. Namun, penyelidikan saat ini masih terus dilakukan. Hal ini didasari dengan kondisi keranka yang dalam keadaan berserakan.

"Tulang-tulang yang terpisah agak jauh ya, ada yang dua meter dari TKP penemuan awal. Kemungkinan sudah dimakan oleh binatang liar. Jadi, kerangka itu terpencar-pencar," kata Jony.

Jony mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan salah satu anggota keluarganya untuk melapor ke kepolisian. Sejauh polisi mesih menyelidiki dan menunggu hasil otopsi dari RS.

"Jadi kalau ada masyarakat yang merasa kehilangan (anggota keluarga) bisa datang ke Polsek karena baju dan jam tangannya ada di sini. Mungkin, bisa dikenali dari barang itu. Kalau kerangkanya ada di RS Kramatjati," kata dia.

(Tim Redaksi : Ramdhan Triyadi Bempah, Irfan Maullana, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com