KOMPAS.com – Saat ini, Jakarta sedang bersiap menyandang predikat baru, yaitu sebagai Global City atau Kota Global. Meski akan menyandang status baru, Jakarta masih perlu melakukan pembenahan dan peningkatan dari berbagai sisi, termasuk ekonomi dan pembangunan.
Perubahan Jakarta sebagai Kota Global menyusul pengesahan Undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Indonesia Joko Widodo yang meminta agar Jakarta ditetapkan sebagai pusat kegiatan ekonomi berskala global.
Menyikapi keputusan tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan, beberapa kriteria penting untuk menjadi Kota Global yang kompetitif.
“Pertama, Jakarta harus mapan dan terkoneksi secara global dengan memiliki skala ekonomi yang berdaya saing, pengembangan yang baik, sumber daya tenaga yang kompetitif, dan terhubung secara global yang ditunjukkan dengan keberadaan perusahaan internasional dan skala besar,” kata Heru dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (6/11/2023).
Baca juga: Informasi untuk Penonton Berkebutuhan Khusus di Konser Coldplay di Jakarta
Kedua, lanjut Heru, Jakarta harus memiliki ruang yang nyaman untuk dihuni dengan kelengkapan infrastruktur dasar perkotaan yang baik. Menurutnya, hal ini dapat mendorong perwujudan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik dari sisi kesehatan dan pendidikan serta kemudahan mengakses informasi.
Ketiga, Jakarta harus mampu menarik wisatawan untuk berkunjung dengan menawarkan daya tarik wisata budaya lewat event internasional, seperti konser dan olahraga. Karena itu, perlu ditunjang dengan infrastruktur wisata, seperti stadion, museum, teater, serta fasilitas penunjang lainnya.
Keempat, Jakarta harus memiliki lingkungan yang bersih, nyaman, dan berkelanjutan. Terakhir, Jakarta mesti memiliki aksesibilitas yang terkoneksi secara intra dan inter-kota, seperti moda transportasi dalam kota yang nyaman dan bebas hambatan.
“Sebagai Kota Global, Jakarta memiliki peran penting dalam pengintegrasian ekonomi transnasional. Dalam hal ini menjadi primary node pada jaringan ekonomi dunia, yang mampu menarik modal, barang, sumber daya manusia, gagasan, serta informasi secara global,” jelas Heru.
Baca juga: Prediksi Setlist Konser Coldplay di Jakarta
Ia melanjutkan, jika mengacu pada arahan pengembangan kota dalam Rencana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW), yang akan dilakukan adalah mengembangkan sistem pusat pelayanan kota berbasis transit dan dipusatkan pada area radius 800 meter dari titik transit dengan sistem transportasi umum yang terintegrasi.
“Jakarta juga akan menyediakan infrastruktur digital untuk mendukung aktivitas masyarakat dan ekonomi kota. Dipertimbangkan pula pengembangan hunian dan revitalisasi lingkungan, sumber daya air, serta percepatan penyediaan infrastruktur dasar perkotaan,” ucap Heru.
Dengan pengesahan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN Nusantara, Jakarta harus bersiap untuk menanggalkan perannya sebagai ibu kota. Jakarta harus berbenah dari berbagai sisi agar dapat menjadi pusat perekonomian dengan skala yang lebih besar, demi mendorong sektor teknologi, inovasi, pariwisata, dan industri.
Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta Atika Nur Rahmania menyikapi transisi ini dengan optimistis. Menurutnya, kesempatan ini akan menjadi peluang bagi Jakarta untuk bertransformasi dan berkembang ke arah yang lebih baik.
Baca juga: Denah Venue Konser Coldplay di Jakarta
"Jakarta harus bersiap dengan visi dan misi baru sebagai arah pengembangan kota, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan melihat keunggulan fisik dan nonfisik, sudah saatnya Jakarta dapat menyejajarkan diri dengan kota-kota global lainnya dengan upaya, strategi, dan peningkatan standar pembangunan," ungkap Atika melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2023).
Dalam mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global, Atika menilai bahwa semua pemangku kepentingan memiliki peran yang sangat penting, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, hingga masyarakat Jakarta sendiri.
Sebab, menurut Atika, pengembangan Kota Global juga akan menghadapi banyak tantangan. Misalnya saja, aspek livability kota dan infrastruktur, karena kepadatan dan mobilitas penduduk serta sumber daya manusia.