Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan untuk Presiden Baru di Tengah Lonjakan Harga Pangan di Pasar...

Kompas.com - 22/11/2023, 11:20 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Para pedagang di Pasar Baru, Bekasi Timur, Kota Bekasi, mengeluhkan harga pangan yang terus melonjak dalam beberapa waktu terakhir.

Pedagang bernama Abdul Maulana (28) mengaku kesulitan mendapat untung di tengah lonjakan harga bahan pangan.

Bukan hanya pedagang yang "tersiksa", tetapi juga para pembeli. Mereka harus merogok kocek lebih dalam untuk membeli kebutuhan. 

Hal ini membuat pedagang dan pembeli berharap kelak Presiden baru yang terpilih dalam Pilpres 2024 dapat membantu menstabilkan harga pangan.

Baca juga: Saat Pedagang Justru Pusing karena Harga Sayuran Turun, Dagangan Tak Laku-laku

Susah ambil untung

Abdul mengatakan, gara-gara harga bahan pangan melonjak, terutama cabai rawit merah, ia sulit mendapat keuntungan.

"Sekarang susah (cari untung), gede modal doang," kata dia saat ditemui di Pasar Baru, Selasa (21/11/2023).

Abdul berujar, omzetnya turun sejak harga bahan-bahan pangan naik. Padahal, modal yang keluarkan semakin besar.

"Omzet turun pasti, ya ada beberapa persennya. Modalnya naik, yang tadinya Rp 5 juta, sekarang ada Rp 8 juta, harganya mahal-mahal," ujar dia.

Abdul mengatakan, lonjakan harga yang paling terasa, yakni cabai rawit yang tembus Rp 120.000 perkilo dari sebelumnya Rp 40.000.

"Semuanya naik (bahan pokok). Cabai mahal, (harga jual) sekilo Rp 120.000, kalau saya harga belinya Rp 100.000 sekilo," ucap dia.

Baca juga: Harapan Pedagang Pasar terhadap Presiden Baru: Harga Pangan Jangan Mahal-mahal, Kasihan...

Boros pengeluaran

Seorang pembeli bernama Ros (39) mengatakan, kenaikan harga bahan pokok membuat pengeluarannya boros.

Biasanya, dia membeli cabai yang telah dibungkus plastik dengan harga Rp 10.000 per tiga bungkus.

Namun, kini Ros hanya mendapat dua bungkus. Isi cabai juga tidak sebanyak dulu.

"Jadi saya beli dua saja, duitnya enggak ada. Biasanya dapat tiga, sekarang cuma dua," imbuh dia.

Ros berharap pemerintah dapat menekan harga bahan pokok agar masyarakat ekonomi ke bawah tidak merasa terbebani.

"Tolong ya nanti buat pemerintah, diturunin (harga pangan). Kasihan yang ekonominya di bawah, apalagi sekarang banyak PHK. Minta tolong (sampaikan) sama pemerintah," imbuh dia.

Baca juga: Harga Pangan di Pasar Baru Bekasi Melonjak, Pedagang: Gede Modal Doang, Cari Untung Susah

Harapan untuk presiden baru

Sebagai pedagang, Abdul berharap pemerintah di periode selanjutnya bisa menekan harga bahan pangan demi kepentingan masyarakat, baik pedagang maupun pembeli.

"Sebagai pedagang mah (kalau bisa harga pangan) standar saja, jangan mahal-mahal, kasihan, yang jual kasian, yang belanja kasian," ucap dia.

Sebab, selama ini, Abdul belum merasakan adanya penurunan atau kestabilan harga bahan pangan.

Pedagang sering dibuat pusing karena harga yang berubah-ubah. Apalagi ketika harganya melonjak tinggi. Pedagang harus merogoh kocek lebih dalam untuk modal berdagang.

"Naik mulu, pusing dagangan mahal-mahal. Pusing kami nyari modal ke mana lagi," kata Abdul.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Baru Bekasi Tembus Rp 120.000 Per Kg

Pembeli bernama Sumiati (57) menilai, tidak ada perubahan yang dirasakan setiap pergantian presiden Indonesia.

Ia merasakan harga pangan terus melonjak, siapa pun presiden yang menjabat.

"Harga-harga pada mahal semuanya, Presiden gonta-ganti sama saja enggak ada ininya (perubahan)," kata Sumiati.

Saat ditanya terkait siapa calon presiden yang akan dipilih pada Pemilu 2024, Sumiati mengaku belum menentukan pilihannya.

Namun, dia berharap Presiden yang terpilih nantinya dapat membantu rakyat kecil.

"Belum ada, enggak tahu nanti, semua sama saja. Ya semoga (ada perubahan)," imbuh Sumiati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Seperator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Seperator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com