Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akun WhatsApp Ketua BEM UI Diduga Diretas

Kompas.com - 25/11/2023, 20:22 WIB
M Chaerul Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Akun WhatsApp (WA) Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Melki Sedek Huang, diduga diretas pada Sabtu (25/11/2023) dini hari.

Dugaan peretasan itu menguat setelah Melki mendapatkan notifikasi ada seseorang yang berupaya mengakses akun WhatsApp miliknya pada pukul 04.28 WIB.

"Iya diretas. Ada pihak yang berusaha untuk masuk dan mengakses akun WhatsApp pribadi saya. Beberapa saat setelah itu, akun whatsapp saya ter-logout dengan sendirinya," kata Melki saat dikonfirmasi, Sabtu.

Baca juga: Dicibir Playing Victim Usai Mengaku Sering Diintimidasi Aparat, Ketua BEM UI: Saya Siap Buktikan

Melki mengaku sudah berupaya mengakses kembali akun WhatsApp pribadinya. Namun, upaya itu gagal lantaran nomor teleponnya tak menerima pesan verifikasi.

"Sampai hari ini (akun WhatsApp-nya) belum dalam kendali saya," ucap dia.

Saat ini, Melki belum mengetahui penyebab peretasan itu apakah berkaitan dengan kritik kerasnya yang selama ini digaungkan mengenai putusan MK soal soal batas usia capres-cawapres.

Namun, apabila dugaan peretasan itu berkaitan dengan kritik-kritik yang selama ini disampaikannya, Melki menegaskan, hal itu tak akan bisa membungkamnya.

Baca juga: Mengaku Sering Diintimidasi Aparat Sebelum Aksi, Ketua BEM UI: Pernah Diancam akan Disapu Bersih

"Saya tegaskan bahwa ini tidak sama sekali menyurutkan semangat saya dan BEM UI untuk bergerak dan bersuara. Kami meyakini bahwa semakin banyak ancaman yang dilewati, berarti semakin benar jalan yang kami pijak," kata Melki.

"Kami tidak akan takut dan gentar sedikit pun untuk bersuara. Kami akan makin nyaring dan tidak akan padam," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com