Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Kampanye Pertama Anies di Tanah Merah: Kendarai Motor di Atas Jalan Perjuangan yang Tak Mulus

Kompas.com - 29/11/2023, 06:18 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan mengawali hari pertama kampanye di Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara, Selasa (28/11/2023).

Setibanya di Jalan Plumpang Semper, Anies bersama istrinya, Fery Farhati Ganis, turun dari mobil Toyota Zenix hitam metalik dengan nomor polisi B 2007 PZL.

Anies mengenakan kemeja putih lengan panjang tergulung seperempat dan celana bahan hitam. Sedangkan, Fery memakai pakaian senada. Hanya saja, dia menggunakan kerudung abu-abu.

Anies disambut hangat para pendukung, relawan, dan simpatisan. Eks Gubernur DKI Jakarta itu kemudian langsung mengendarai motor Yamaha Nmax abu-abu berpelat B 4485 BRV.

Baca juga: Harapan Warga Tanah Merah jika Anies Jadi Presiden, Minta Legalitas Rumah dan Perbaikan Jalan

Sambil membonceng istri, ia blusukan masuk ke dalam gang sempit dan berdialog dengan warga setempat.

Kampung Tanah Merah, awal dari semua

Tak berselang lama, Anies tiba di Kampung Tanah Merah. Ia langsung naik ke atas panggung kecil yang berada di persimpangan jalan.

Dalam pidato sambutannya, eks Menteri Pendidikan itu mengungkapkan alasan mengapa memilih Kampung Tanah Merah sebagai tempat dimulainya kampanye.

Ia mengatakan, Kampung Tanah Merah adalah daerah yang ia datangi saat pertama kali menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017.

Oleh sebab itu, Kampung Tanah Merah memiliki kedekatan historis dengan dirinya.

Baca juga: Aspirasi Warga Tanah Merah untuk Anies, dari Biaya Sekolah Murah hingga Lapangan Kerja Tanpa Ordal

"Masih ingat tahun 2016? Waktu itu kami baru menerima amanat menjadi calon gubernur. Warga Tanah Merah datang ke rumah dan meminta saya untuk menjadi calon gubernur," ujar Anies.

"Saya bilang, (belum ada) partai politik yang mengusung. Ternyata ada partai yang mencalonkan. Dan ketika saya mencalonkan, tempat mana yang saya datangi? Tanah Merah," lanjut dia.

Kampung Tanah Merah, menurut Anies, bukan sekadar permukiman, tetapi juga simbol masyarakat terpinggirkan yang semestinya diangkat derajatnya.

Jalan Perjuangan tak mulus

Anies melanjutkan perjalanan dengan mengendarai motor bersama Feri di belakangnya untuk tiba di panggung utama yang letaknya sekitar satu kilometer dari panggung kecil.

Baca juga: Anies Janji Tuntaskan Masalah Agraria di Tanah Merah jika Terpilih Jadi Presiden

Jalan yang dilalui Anies tidaklah mulus. Jalan Perjuangan, namanya.

Jalan Perjuangan merupakan salah satu akses utama di Kampung Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara. Jalan itu menghubungkan tiga kelurahan, yakni Rawa Badak Selatan, Tugu Selatan, dan Kelapa Gading Barat.

Satu sisi jalan tersambung dengan jalan besar, Jalan H.M. Dault. Sementara, sisi lain terhubung dengan Jalan Tanah Merah.

Anies tidak bisa melaju dengan tenang, Sebab, selain memegang kemudi sambil menyapa warga, kondisi jalan juga tidak rata.

Jalan selebar empat meter itu banyak cela. Terdapat lubang di sisi kiri dan kanan jalan. Kondisi itu cukup menguji kelihaian Anies dalam mengemudikan motor. Sesekali, Anies mesti meliuk-liuk menghindari lubang sedalam sekitar dua hingga tiga sentimeter.

Baca juga: Kampanye Perdana, Anies Kenang Karier Politiknya di Jakarta Berawal dari Kampung Tanah Merah

Tetapi, tidak semua lubang jalan dibiarkan terbuka menganga. Warga setempat berinisiatif menambalnya dengan batu apung. Aksi warga itu cukup membantu pengendara kendaraan bermotor, Anies salah satunya, agar tidak melaju 'ajrut-ajrutan'.

Tidak hanya berlubang, di beberapa bagian jalan, terdapat beda ketinggian, retak, dan bergelombang.

Asa warga Tanah Merah

Warga Kampung Tanah Merah, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, menyampaikan sejumlah harapan kepada Anies.

Mereka menulis harapannya di kertas tempel (sticky note). Kertas itu kemudian ditempelkan di spanduk bergambar Anies Baswedan dan pasangannya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Spanduk bertulisan “AMIN-kan harapanmu di sini!” itu dipasang di dekat panggung utama saat Anies berkampanye di Kampung Tanah Merah, Selasa (28/11/2023).

Baca juga: Jalan yang Dilalui Anies di Tanah Merah Tak Mulus, Jalan Perjuangan Namanya...

“Kami warga Tanah Merah siap mendukungmu, Pak Anies Baswedan dan kami warga RW 07 Tugu Selatan minta sertifikat,” demikian harapan warga yang ditulis di kertas berwarna hijau.

“Legalkan status kepemilikan Tanah Merah RW 07 Tugu Selatan, operasional Dasawisma mohon ditambah, harga sembako diturunkan atau stabil,” tulis warga dalam kertas berwarna kuning.

“Satu hati buat, Pak Anies. Legalitas Tanah Merah tolong diperhatikan. By Sukarsih, Dasawisma RW 07 (Tugu Selatan),” tulis warga dalam kertas merah.

Selain harapan soal legalitas tanah dan rumah, ada pula warga yang meminta perbaikan jalan di Kampung Tanah Merah.

“Ya sembako biar murah, Pak Anies. Tolong warga Tanah Merah, (semoga) jalan biar bagus, got atau saluran air lancar, supaya enggak banjir,” ujar warga bernama Mimin Saminah (35) saat ditemui Kompas.com, Selasa.

Di balik Jalan Perjuangan

Kata “perjuangan” yang disematkan untuk nama jalan ini mempunyai kisah tersendiri bagi warga Kampung Tanah Merah demi bermukim di wilayah tersebut.

Demikian diceritakan Masta Tarigan (63), salah satu warga Tanah Merah yang tempat tinggalnya berada persis di pinggir Jalan Perjuangan.

“Awalnya karena Tanah Merah ini merupakan perjuangan rakyat. Makanya dinamakan Jalan Perjuangan,” kata Masta saat berbincang dengan Kompas.com di warung kelontongnya, Selasa.

Perempuan rambut sebahu dan bergelombang itu sudah tinggal di Kampung Tanah Merah sejak 1988 bersama keluarganya.

Setelah dua tahun, yakni 1991, ratusan bangunan digusur oleh pemerintah di era Presiden Soeharto, Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto, dan Wali Kota Jakarta Utara Suprawito. Sebab, tanah tersebut disebut milik Pertamina.

Masta yang akrab disapa Opung bersama warga hanya bisa pasrah setelah permukiman Kampung Tanah rata dengan tanah.

Selama tujuh tahun hingga 1998, Masta dan warga bongkar pasang tenda demi menghindari penertiban petugas keamanan dan ketertiban (Kamtib).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com