Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Pejaten Timur Tak Kunjung Surut, Lurah: Banyak Kiriman Air dari Bogor

Kompas.com - 30/11/2023, 17:16 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Pejaten Timur Muhammad Rasyid Darwis mengatakan, tingginya debit air kiriman dari Bogor membuat banjir di wilayahnya tak kunjung surut.

“Lambatnya penurunan ketinggian genangan disebabkan karena debit air dari Bogor begitu deras,” kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (30/11/2023).

Oleh karena itu, sebagai area hilir, Rasyid menyebut pihaknya tak bisa berbuat banyak.

Baca juga: Banjir Belum Surut, Warga Kebon Pala Waswas Genangan Makin Tinggi

Terlebih, ia tak memiliki kewenangan untuk buka-tutup pintu air Manggarai.

“Aliran Kali Ciliwung di sini kan lewat pintu air Manggarai. Di sana pintu airnya tak dibuka full. Makanya tak banyak yang bisa dilakukan,” tutur dia.

Menurut Rasyid, cara paling efektif untuk menanggulangi banjir adalah normalisasi kali.

Normalisasi dilakukan dengan cara menebus tanah warga supaya tak tinggal di bantaran kali.

“Satu-satu cara yang bisa dilakukan adalah memindahkan warga yang tinggal di sana. Jadi, ketika ada banjir, tak ada warga yang terdampak,” imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, Sugeng (45), salah satu warga terdampak banjir mengatakan, genangan tak kunjung surut meski sudah setengah hari menggenang.

“Kalau di kontrakan saya, air sudah mulai masuk sekitar pukul 23.30 WIB. Sampai sekarang pukul 12.00 WIB, belum surut,” kata dia.

Baca juga: 69 RT di Jakarta Terendam Banjir, Kelurahan Cawang Paling Parah

Sugeng heran dengan banjir kali ini. Biasanya, banjir surut saat matahari mulai terik.

“Ini banjirnya agak berbeda. Biasanya jam 07.00 WIB itu sudah surut, kami tinggal bersih-bersih saja. Tapi, sudah siang bolong gini belum surut juga, tumben,” ungkap dia.

Sebagai informasi, banjir sempat merendam enam RT di Pejaten Timur. Banjir menyebabkan 117 Kartu Keluarga (KK) dan 435 jiwa terdampak.

Banjir diduga disebabkan karena curah hujan tinggi di Jabodetabek dan akhirnya membuat Kali Ciliwung meluap.

Terkini, kondisi di enam RT di Pejaten Timur sudah mulai surut. Warga sudah mulai membersihkan lumpur yang mengendap akibat banjir.

Baca juga: BPBD DKI: 9 RT di Kelurahan Cawang Banjir, Ketinggian Air sampai 2,45 Meter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com