Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI Temukan Anak di Jakarta Terinfeksi "Mycoplasma Pneumoniae"

Kompas.com - 06/12/2023, 09:48 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menemukan kasus anak terinfeksi Mycoplasma pneumoniae berdasarkan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, saat ini dokter kembali melakukan PCR pada anak tersebut untuk mengetahui spesifik penyebab pneumonia.

"Ini untuk memberikan terapi yang lebih spesifik dan mencegah resistensi antibiotik digunakan berlebihan," kata Ngabila dalam keterangannya, Rabu (6/12/2023).

Baca juga: Mengenal Bakteri Mycoplasma Pneumoniae, Kuman Penyebab Pneumonia

Namun, Ngabila belum menyebutkan jumlah anak yang terinfeksi Mycoplasma pneumoniae. Hingga kini, Dinkes DKI masih memastikan jumlah anak yang terinfeksi.

Di sisi lain, Ngabila meminta masyarakat tidak panik setelah adanya laporan anak di Ibu Kota terinfeksi bakteri itu.

"Masyarakat jangan panik terhadap pneumonia bakteri mycoplasma, akan tetapi perlu waspada," ujar Ngabila.

Ngabila menjelaskan, pneumonia cukup sering ditemukan sejak dahulu. Penularan pneumonia dapat melalui droplet berupa dahak atau percikan liur dari batuk.

"Masa inkubasi dari terpapar bakteri ini sampai muncul gejala pertama kali itu berkisar 1-4 minggu, tetapi tersering 2-3 minggu," ucap Ngabila.

"Sehingga diimbau kepada orangtua, jika anak sakit dan sudah coba diobati sendiri tapi tidak membaik dalam dua atau tiga hari, segera bawa ke dokter dan fasilitas kesehatan untuk diobati lebih baik," tambah dia.

Baca juga: Kemenkes: Ada Laporan Kasus Pneumonia akibat Mycoplasma Pneumoniae

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, laporan kasus Mycoplasma pneumoniae diterima dari Dinkes DKI Jakarta.

"Sudah ada laporan, tapi baru lisan dari DKI Jakarta. Dan hari ini akan diverifikasi oleh Dinkes DKI Jakarta sekaligus melakukan pemeriksaan epidemiologi," kata Nadia, Selasa (5/12/2023).

Nadia menyampaikan, pemerintah juga akan memeriksa gejala yang dialami oleh pasien. Biasanya, kata Nadia, gejala pneumonia adalah sesak napas, demam, dan flu.

"Kan ini infeksi saluran napas dan gejala utama pneumonia adalah sesak. (Namun, gejala apa saja yang dialami pasien di sini) belum ada yang dilaporkan," ujar dia.

Baca juga: Kasus Pneumonia Meningkat, Kemenkes Imbau Warga Pakai Masker di Ruang Publik

Nadia pun mengimbau masyarakat tidak perlu panik. Sebab, penyebab pneumonia bukan bakteri atau virus baru, seperti Covid-19 ataupun ebola.

Cara mendeteksi dan obat untuk pneumonia pun sudah ada.

Petunjuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah ada untuk memperketat surveilance agar lonjakan kasus pneumonia tidak terjadi.

Diketahui, pada awal November 2023, China melaporkan adanya peningkatan jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan.

Pada akhir November 2023, dilaporkan adanya klaster dengan “undiagnosed pneumonia” pada anak di China Utara.

Menurut laporan dari China, kebanyakan kasus pneumonia pada anak yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae atau disebut sebagai bakteri atipikal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com