Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak di Jakarta Terinfeksi "Mycoplasma Pneumoniae", Dinkes DKI Minta Warga Tak Panik

Kompas.com - 06/12/2023, 09:58 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta masyarakat tidak panik setelah adanya laporan anak di Jakarta terinfeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, warga hanya perlu waspada terkait penularan penyakit tersebut.

"Masyarakat jangan panik terhadap pneumonia bakteri mycoplasma, akan tetapi perlu waspada," kata Ngabila dalam keterangannya, Rabu (6/12/2023).

Baca juga: Dinkes DKI Temukan Anak di Jakarta Terinfeksi Mycoplasma Pneumoniae

Ngabila menjelaskan, pneumonia cukup sering ditemukan sejak dahulu. Penularan pneumonia dapat melalui droplet berupa dahak atau percikan liur dari batuk.

"Masa inkubasi dari terpapar bakteri ini sampai muncul gejala pertama kali itu berkisar 1-4 minggu, tetapi tersering 2-3 minggu," ucap Ngabila.

"Sehingga diimbau kepada orangtua, jika anak sakit dan sudah coba diobati sendiri tapi tidak membaik dalam dua atau tiga hari, segera bawa ke dokter dan fasilitas kesehatan untuk diobati lebih baik," tambah dia.

Baca juga: Kemenkes Ungkap Gejala Utama Pasien Terjangkit Mycoplasma Pneumoniae

Ngabila sebelumnya mengatakan, Dinkes DKI menemukan kasus anak terinfeksi Mycoplasma pneumoniae berdasarkan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Namun, dia tak menyebutkan jumlahnya.

Saat ini dokter kembali melakukan PCR pada pasien untuk mengetahui spesifik penyebab pneumonia.

"Ini untuk memberikan terapi yang lebih spesifik dan mencegah resistensi antibiotik digunakan berlebihan," kata Ngabila.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi pun mengimbau masyarakat tidak perlu panik.

Sebab, penyebab pneumonia bukan bakteri atau virus baru, seperti Covid-19 ataupun ebola.

Baca juga: Mengenal Bakteri Mycoplasma Pneumoniae, Kuman Penyebab Pneumonia

Cara mendeteksi dan obat untuk pneumonia pun sudah ada.

Petunjuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah ada untuk memperketat surveilance agar lonjakan kasus pneumonia tidak terjadi.

Diketahui, pada awal November 2023, China melaporkan adanya peningkatan jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan.

Pada akhir November 2023, dilaporkan adanya klaster dengan “undiagnosed pneumonia” pada anak di China Utara.

Menurut laporan dari China, kebanyakan kasus pneumonia pada anak yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae atau disebut sebagai bakteri atipikal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com