Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres Dinilai Tak Fokus Tangani Korupsi dalam Pernyataan Pembuka Debat Pilpres 2024

Kompas.com - 12/12/2023, 22:15 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada (UGM), Zaenur Rohman menyayangkan pernyataan pembuka dalam debat perdana calon presiden Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang digelar Selasa (12/12/2023).

Menurut Zaenur, ketiga calon presiden tidak ada menaruh perhatian khusus pada hukum dan berkaitan dengan tingkat korupsi yang suram.

"Saya melihat memang program korupsi tidak cukup ditunjukkan dengan jelas apa problemnya dan bagaimana tawaran solusinya," ucap Zaenur dikutip dari Youtube Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Debat Perdana Pilpres Dinilai Punya Peran Krusial, IPS: Angka Pemilih Bimbang Masih Tinggi

Zaenur mencatat, calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan memang langsung mengungkapkan problem penegakan hukum yang tidak beres di tahun-tahun terakhir pemerintahan Presiden Joko widodo.

Kemudian, calon nomor urut dua, Prabowo Subianto memang menaruh perhatian pada pemberantasan korupsi dengan penyampaian berapi-api.

Kemudian, capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo justru menyinggung soal pemerataan ekonomi dan seterusnya.

Tingkat korupsi suram

Zaenur sebelumnya menyebut Indeks Persepsi Korupsi (IPK) bakal jadi salah satu materi yang bisa diperdebatkan.

Pasalnya, IPK Indonesia mengalami stagnansi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo atau dalam sembilan tahun terakhir.

Baca juga: Setiap Pasangan Dinilai Punya Catatan Soal Hukum, ICJR: Capres-Cawapres Jangan Main Aman Saat Debat

Zaenur mencatat, IPK pada 2022 saja turun dari 38 per 100 menjadi 34 per 100. Posisi saat ini, sama dengan yang terjadi sejak 2014.

Jika melihat indeks penyusunnya, kata Zaenur, ada dua indeks utama yang skornya sangat rendah dan ikut menyumbang masalah korupsi di Indonesia.

Pertama adalah soal variety of democracy project, yaitu menilai dari sisi kualitas demokrasi, khususnya korupsi atau penyalahgunaan kewenangan dalam tindak pidana korupsi

Kedua, ada world justice project atau rule of law indeks yang menyoroti situasi penegakan hukum dan juga judicial corruption.

"Jadi dari indeks penyusun IPK, dua indeks itu nilainya sangat rendah, masing-masing 24 per 100 atau hanya seperempatnya," ucap Zaenur.

Pada debat kali ini, Zaenur justru ingin mendengar adanya perdebatan ketika melakukan analisis permasalahan korupsi ini.

Baca juga: Momen Anies Singgung Prabowo dan Cawapres Milenial saat Debat Capres

Dengan demikian, kata dia, berarti ketiga capres sedang menilai apa yang dijalankan pemerintahan Jokowi dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir.

Pasalnya, Zaenur menilai tiga capres ini memiliki korelasinya dengan Jokowi. Di sisi lain, mereka harus memberikan pandangan situasi penegakan hukum yang sedang sangat suram ini.

"Masing-masing calon tak bisa lepas dari pemerintahan Jokowi. Bahkan, ada salah satu menteri yang ikut pilpres yang bertugas untuk membawahi bidang hukum," ucap Zaenur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com