JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada (UGM), Zaenur Rohman menyayangkan pernyataan pembuka dalam debat perdana calon presiden Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang digelar Selasa (12/12/2023).
Menurut Zaenur, ketiga calon presiden tidak ada menaruh perhatian khusus pada hukum dan berkaitan dengan tingkat korupsi yang suram.
"Saya melihat memang program korupsi tidak cukup ditunjukkan dengan jelas apa problemnya dan bagaimana tawaran solusinya," ucap Zaenur dikutip dari Youtube Kompas.com, Selasa.
Baca juga: Debat Perdana Pilpres Dinilai Punya Peran Krusial, IPS: Angka Pemilih Bimbang Masih Tinggi
Zaenur mencatat, calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan memang langsung mengungkapkan problem penegakan hukum yang tidak beres di tahun-tahun terakhir pemerintahan Presiden Joko widodo.
Kemudian, calon nomor urut dua, Prabowo Subianto memang menaruh perhatian pada pemberantasan korupsi dengan penyampaian berapi-api.
Kemudian, capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo justru menyinggung soal pemerataan ekonomi dan seterusnya.
Zaenur sebelumnya menyebut Indeks Persepsi Korupsi (IPK) bakal jadi salah satu materi yang bisa diperdebatkan.
Pasalnya, IPK Indonesia mengalami stagnansi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo atau dalam sembilan tahun terakhir.
Baca juga: Setiap Pasangan Dinilai Punya Catatan Soal Hukum, ICJR: Capres-Cawapres Jangan Main Aman Saat Debat
Zaenur mencatat, IPK pada 2022 saja turun dari 38 per 100 menjadi 34 per 100. Posisi saat ini, sama dengan yang terjadi sejak 2014.
Jika melihat indeks penyusunnya, kata Zaenur, ada dua indeks utama yang skornya sangat rendah dan ikut menyumbang masalah korupsi di Indonesia.
Pertama adalah soal variety of democracy project, yaitu menilai dari sisi kualitas demokrasi, khususnya korupsi atau penyalahgunaan kewenangan dalam tindak pidana korupsi
Kedua, ada world justice project atau rule of law indeks yang menyoroti situasi penegakan hukum dan juga judicial corruption.
"Jadi dari indeks penyusun IPK, dua indeks itu nilainya sangat rendah, masing-masing 24 per 100 atau hanya seperempatnya," ucap Zaenur.
Pada debat kali ini, Zaenur justru ingin mendengar adanya perdebatan ketika melakukan analisis permasalahan korupsi ini.
Baca juga: Momen Anies Singgung Prabowo dan Cawapres Milenial saat Debat Capres
Dengan demikian, kata dia, berarti ketiga capres sedang menilai apa yang dijalankan pemerintahan Jokowi dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir.
Pasalnya, Zaenur menilai tiga capres ini memiliki korelasinya dengan Jokowi. Di sisi lain, mereka harus memberikan pandangan situasi penegakan hukum yang sedang sangat suram ini.
"Masing-masing calon tak bisa lepas dari pemerintahan Jokowi. Bahkan, ada salah satu menteri yang ikut pilpres yang bertugas untuk membawahi bidang hukum," ucap Zaenur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.