Setibanya di jembatan layang Pondok Kopi, Rizki diklakson oleh orang tidak dikenal secara berulang kali. Rizki tetap santai lantaran ia merasa sisi kanan jalan masih lebar.
Setelah mendahului, orang itu menatap Rizki dengan penuh amarah. Namun, korban kembali melanjutkan perjalanan.
Kemudian, orang itu melintangkan kendaraannya sebanyak tiga kali. Rizki mencoba menghindar karena tujuannya adalah kembali pulang dan beristirahat.
Rizki kemudian menyampaikan bahwa ia tidak memiliki urusan dengannya dan dia kembali melanjutkan perjalanan.
Baca juga: Kronologi Aktivis PP KAMMI Dikeroyok Oknum TNI di Jakarta Timur
Tiba-tiba, Rizki mengaku kakinya langsung diterjang atau ditendang oleh orang yang berbeda. Rizki tidak terima, akhirnya ia balas menendang motor orang tersebut.
“Awalnya saya diamkan, sambil berpikir, ‘kenapa TNI? Apa hubungannya dengan orang yang klakson tadi?’ Saya tetap melakukan perlawanan,” imbuh dia.
Sementara, orang yang pertama kali mengklakson menunjuk Rizki sambil mengeluarkan kata-kata bernada provokatif. Kondisi itu Rizki karena ia tak tahu apa kesalahannya.
Orang itu kemudian mengeroyok Rizki habis habisan tanpa ampun. Pelipis matanya memar dan berdarah. Hidung dan bibirRizki juga mengeluarkan darah.
"Kepala saya bengkak, paha saya memar biru. Kemudian leher saya dicekik, baju robek, laptop saya terlempar, motor saya tergeletak, sendal saya hilang sebelah,” ungkap Rizki.
Saat itu, Rizki berteriak meminta tolong. Warga di sekitar Jalan I Gusti Ngurah Rai arah Perumnas Klender depan Stasiun Buaran Lama langsung berdatangan.
Baca juga: Anggota TNI yang Keroyok Pengurus PP KAMMI di Duren Sawit Ditangkap
Pada saat pengeroyokan terjadi, satu orang berseragam TNI bersama satu orang lain diduga sama-sama memukulinya.
Rizki saat itu hanya bisa menangkis. Ia pun berhasil lolos karena ditarik warga yang berkumpul di lokasi. Tapi, Rizki kembali jadi sasaran pengeroyokan.
"Kemudian didatangi lagi, saya dipukul lagi. Dia dengan pongahnya mengatakan, ‘saya militer, saya bunuh kamu’ atau ‘kamu mau mati ya?’,” tutur Rizki.
Saat itu, tak ada warga yang berani melerai meski Rizki sudah meminta tolong dan meringis. Mobil patroli dan pengawal yang sempat lewat pun juga tak menolong.
"Warga terus meminta saya untuk menjauh. Saya bilang ke warga, ‘Pak, tolong ambilkan motor saya’. Tidak lama kemudian, motor saya diantarkan oleh orang yang tidak saya kenal juga,” imbuh Rizki.
Baca juga: Dikeroyok Anggota TNI, Pengurus PP KAMMI Laporkan ke Detasemen Polisi Militer