Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GPIB Immanuel Jakarta: Hanya Sedikit Pelayan Maupun Jemaat yang Bisa Bahasa Belanda

Kompas.com - 25/12/2023, 12:49 WIB
Baharudin Al Farisi,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel, Abraham Ruben Persang menjelaskan bahwa sudah tidak ada lagi jemaat dan pelayan yang menguasai bahasa Belanda.

Sebab, tidak sedikit dari mereka yang menguasai bahasa Belanda telah tutup usia.

Pernyataan tersebut merupakan tanggapan Abraham soal Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang mempersilakan GPIB Immanuel kembali menggunakan bahasa Belanda dalam pelaksanaan kebaktian.

“Yang bisa berbahasa Belanda, baik pelayannya, petugasnya, maupun jemaatnya, itu hanya sedikit. Kebanyakan, sudah lansia, di atas 80 tahun,” kata Abraham saat ditemui usai ibadah Kebaktian Natal di GPIB Immanuel, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/12/2023).

Baca juga: Ibadah Kebaktian Natal Sesi Pertama di GPIB Immanuel Selesai, Jemaah Bersalaman dan Berswafoto

“Nah, ketika Covid-19, mohon maaf, banyak di antaranya yang sudah meninggal dunia. Sehingga, Majelis Jemaat yang mengelola gereja ini mengambil kebijakan bahwa saat ini sudah tidak ada jemaat yang menguasai bahasa Belanda dan juga pelayannya tidak ada. Jadi, saat ini tidak ada,” ucap Abraham melanjutkan.

Meski begitu, Majelis Jemaat GPIB Immanuel tidak menutup kemungkinan akan kembali menggunakan bahasa Belanda jika dibutuhkan.

“Gereja Immanuel sebagai warisan cagar budaya, khususnya dalam konteks keagamaan Kristen, kita membuka diri untuk kembali ke kebutuhan yang ada,” ujar dia.

Abraham berujar, GPIB Immanuel berdiri sejak 24 Agustus 1939 saat pemerintahan kolonial Belanda. Oleh karena itu, pada 2023 ini, GPIB Immanuel berusia 184 tahun.

Baca juga: Misa Hari Raya Natal di GPIB Immanuel, Jemaat Beribadah dengan Khusyuk dan Sukacita

“Nah, ketika kemerdekaan, maka semua warisan Belanda itu menjadi milik Indonesia. Pada 1948, gereja ini sudah menjadi bagian dari GPIB. Warisan-warisan tetap dipelihara, kecuali pada Covid-19,” ujar Abraham.

Adapun Muhadjir mengusulkan pelaksanaan kebaktian dengan bahasa asing jika ingin menjadikannya warisan budaya nonbenda.

Hal itu disampaikan Muhadjir saat menanggapi kegiatan misa di GPIB Immanuel yang tidak lagi menggunakan bahasa Belanda.

Padahal, GPIB Immanuel Jakarta sebelumnya dikenal sebagai gereja yang masih menggelar ibadah dengan bahasa Belanda.

“Itu tergantung inisiatif dari pihak yang berkepentingan. Kemudian nanti misalnya kalau memang itu dianggap penting dan memang punya reason yang bisa diterima, itu bisa diusulkan melalui Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek,” ujar Muhadjir kepada wartawan, Minggu (24/12/2023).

Baca juga: GPIB Immanuel Jakarta Penuh, Jemaat Sampai Duduk di Pelataran

Nantinya, Kemenko PMK melalui dewan pertimbangan akan mengkaji dan memberikan penilaian terhadap usulan tersebut.

“Silakan saja kalau memang itu dianggap bagian dari keistimewaan atau cagar budaya non-benda bisa dilakukan,” kata Muhadjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com