Nurhana dan Bagas juga mengeluhkan tentang tidak adanya penjagaan dari aparat kepolisian saat malam.
Hal tersebut pada akhirnya membuat para anak Asmoro dengan leluasa meminta uang kepada para sopir truk kontainer.
“Kan (polisi) enggak ada kalau malam. Iya, enggak ada. Makanya mereka banyak di situ. Contohnya kayak di Tomang itu,” tutur Nurhana.
Harapan mereka cuma satu, yakni pihak berwenang dapat memberantas anak Asmoro agar para sopir truk kontainer tenang saat mencari nafkah.
Selain pemalakan yang dilakukan anak Asmoro, pungutan liar di sejumlah pelabuhan di Jakarta Utara juga menjadi beban bagi Nurhana dan Bagas.
Baca juga: “Katanya Sudah Enggak Ada, tapi Masih Banyak Pungli di Pelabuhan”
“Kalau kita enggak kasih (uang), diperlambat sama mereka, dibongkarnya. Enggak satpam (yang melakukan pungli) dan segala macam. Sekarang mah ribet, apa-apa duit,” ungkap Nurhana.
“Katanya sudah enggak ada, dilarang pungli, tapi masih banyak pungli (di pelabuhan-pelabuhan),” imbuh dia.
Saat ditanya pelabuhan mana saja yang ada pungli, Nurhana tidak menyebutkan secara spesifik. Namun, ia memastikan setiap pelabuhan masih banyak pungli.
“Saat ini masih banyak, hampir setiap depo semua (ada pungli). Ya semua (pelabuhan) ada pelicin, pada minta semua,” kata dia.
“Iya, setiap depo (ada pungli),” timpal Bagas.
(Tim Redaksi: Baharudin Alfarisi, Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.