JAKARTA, KOMPAS.com - Nurhana (38) dan Bagas (28) kompak tentang hal yang selama ini selalu membuat mereka gelisah, yakni aksi pemerasan.
Kedua orang yang bekerja sebagai sopir truk kontainer itu mengaku bahwa mereka sering diperas saat antar jemput muatan.
Nurhana mengungkapkan bahwa dirinya menjadi korban pemalakan yang dilakukan oleh sekelompok pria di wilayah Tomang, Jakarta Barat. Segerombolan pria itu disebut dengan istilah anak "Asmoro" oleh para sopir truk.
Baca juga: Lika-liku Keseharian Sopir Truk Kontainer, Bertaruh Nyawa di Jalan Tanpa Asuransi Kesehatan
Tomang sendiri menjadi wilayah yang menakutkan bagi para sopir lantaran anak Asmoro sering melakukan pemalakan.
“Yang harus diperketat itu ya di Tomang. Truk enggak kuat nanjak (jembatan layang) kalau ada muatan, makanya lewat bawah. Tapi, kalau lewat bawah, ada anak Asmoro yang minta. Beberapa hari lalu saya kena,” keluh Nurhana, kepada Kompas.com di daerah Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (10/1/2024).
“Memang di situ ada terus (anak Asmoro) kalau malam,” lanjutnya.
Nurhana menyebut aksi pemalakan yang dilakukan anak Asmoro kepada para sopir truk tidak main-main.
Sebab, mereka ada yang membawa senjata tajam dan melakukan penodongan ke para sopir jika tidak memberikan uang sesuai permintaan.
Saat menjadi korban pemalakan, para Asmoro melempar uang yang Nurhana berikan dengan berkata, “dapat apa kalau cuma Rp 1.000?”.
Baca juga: Anak Asmoro Berkeliaran di Tomang dan Dadap Saat Malam, Sopir Truk Kontainer Mengeluh Tak Ada Polisi
Kemudian, ruang kemudi Nurhana secara paksa dimasuki oleh mereka. Komplotan tersebut berupaya merampas barang berharga.
Beruntung, nyawa dan barang-barang Nurhana tertolong dengan warga setempat yang kebetulan ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Kaca depan truk kontainer juga tidak dipecahkan seperti yang sudah-sudah.
Selain Tomang, wilayah Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang beberapa waktu lalu viral di media sosial pada September 2023 tampaknya juga masih menjadi momok bagi para sopir kontainer meski para pelaku telah ditangkap polisi.
Aktivitas anak Asmoro, kata Nurhana, masih banyak terlihat di Babelan dan itu sangat merugikan para sopir truk kontainer yang mencari nafkah.
Sementara itu, Bagas menyebut bahwa wilayah Dadap, Kosambi, Tangerang, Banten, menjadi wilayah yang menakutkan bagi dirinya.
“Kalau di situ (Dadap) mah benar-benar dah. Kalau sudah masuk malam, ibarat kata, duit seember juga habis buat di situ doang. Soalnya, di situ (anak Asmoro) ada di beberapa titik, banyak,” ungkap Bagas.
Baca juga: Marak Kecelakaan Libatkan Truk Kontainer di Jakut, Sopir: Banyak yang Tidak Paham Blind Spot
Nurhana dan Bagas juga mengeluhkan tentang tidak adanya penjagaan dari aparat kepolisian saat malam.
Hal tersebut pada akhirnya membuat para anak Asmoro dengan leluasa meminta uang kepada para sopir truk kontainer.
“Kan (polisi) enggak ada kalau malam. Iya, enggak ada. Makanya mereka banyak di situ. Contohnya kayak di Tomang itu,” tutur Nurhana.
Harapan mereka cuma satu, yakni pihak berwenang dapat memberantas anak Asmoro agar para sopir truk kontainer tenang saat mencari nafkah.
Selain pemalakan yang dilakukan anak Asmoro, pungutan liar di sejumlah pelabuhan di Jakarta Utara juga menjadi beban bagi Nurhana dan Bagas.
Baca juga: “Katanya Sudah Enggak Ada, tapi Masih Banyak Pungli di Pelabuhan”
“Kalau kita enggak kasih (uang), diperlambat sama mereka, dibongkarnya. Enggak satpam (yang melakukan pungli) dan segala macam. Sekarang mah ribet, apa-apa duit,” ungkap Nurhana.
“Katanya sudah enggak ada, dilarang pungli, tapi masih banyak pungli (di pelabuhan-pelabuhan),” imbuh dia.
Saat ditanya pelabuhan mana saja yang ada pungli, Nurhana tidak menyebutkan secara spesifik. Namun, ia memastikan setiap pelabuhan masih banyak pungli.
“Saat ini masih banyak, hampir setiap depo semua (ada pungli). Ya semua (pelabuhan) ada pelicin, pada minta semua,” kata dia.
“Iya, setiap depo (ada pungli),” timpal Bagas.
(Tim Redaksi: Baharudin Alfarisi, Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.