Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Ingatkan Pemprov DKI Jangan Sekadar Tambah Stasiun Pemantau Kualitas Udara

Kompas.com - 18/01/2024, 19:43 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta tidak sekadar menambah jumlah Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) untuk menangani polusi udara.

Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina menjelaskan, rencana Dinas Lingkungan Hidup (LH) menambah sembilan SPKU pada 2024 adalah langkah yang baik.

“Ini upaya yang baik dari Pemerintah Provinsi DKI untuk kita bisa lebih tahu posisi polusi udara,” uja Wa Ode dalam keterangan reminya, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Dinas LH DKI Bakal Tambah 9 Stasiun Pemantau Kualitas Udara pada 2024

Namun, penambahan ini perlu dibarengi dengan tindak lanjut terhadap hasil pemantauan kualitas udara yang didapatkan.

“Terpenting nanti, tindak lanjut hasil pantauan ini,” kata Wa Ode.

Di samping itu, Pemprov DKI Jakarta juga harus terus mendorong masyarakat untuk turut serta menekan polusi udara. Misalnya dengan menanam pohon, dan menguji emisi kendaraannya.

“Perbanyak tanam pohon di lingkungan kita, tidak bakar sampah. Semua kendaraan pribadi harus dipastikan lulus uji emisi,” pungkasnya.

Baca juga: Pemprov DKI Masih Terus Lakukan Upaya Perbaikan Kualitas Udara di Ibu Kota

Diberitakan sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta bakal menambah sembilan SPKU baru di Ibu Kota pada 2024.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan, penambahan ini diperlukan agar data kualitas udara di Ibu Kota bisa didapatkan dengan lebih maksimal.

“Kehadiran sembilan SPKU baru ini diharapkan bisa memberikan data kualitas udara yang lebih maksimal dan bisa jadikan rujukan utama semua pihak,” ujar Asep dalam keterangannya, Kamis (18/1/2024).

Menurut Asep, Dinas LH DKI Jakarta menargetkan ada 25 SPKU di Ibu Kota hingga 2025. Jumlah ini dianggap ideal untuk bisa memantau kualitas udara di Jakarta.

Sementara itu, Asep mengungkap bahwa DKI Jakarta baru memiliki 12 SPKU yang sudah beroperasi.

Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup DKI Sebut Razia Uji Emisi Sangat Efektif untuk Perbaiki Kualitas Udara Jakarta

“Hingga saat ini, Jakarta sudah memiliki 12 SPKU bertaraf reference-grade yang sudah berjalan, dan ditambahkan lagi sembilan di tahun ini. Targetnya 25 SPKU reference-grade pada tahun 2025. jumlah ini merupakan jumlah yang ideal,” tutur Asep.

Berdasarkan data yang diperoleh Dinas LH DKI Jakarta dari 12 SPKU tersebut, polusi udara di Ibu Kota pada 2023 lebih parah dibandingkan 2022.

Menurut Asep, hal ini terlihat dari tingkat konsentrasi PM 2,5 pada 2023 yang cenderung lebih tinggi.

Kondisi ini diklaim sebagai dampak dari fenomena El Nino yang berimbas pada rendahnya curah hujan.

“Gejala El Nino yang menyebabkan curah hujan rendah dalam periode lebih lama, hingga Oktober, bahkan pengaruhnya berlangsung hingga bulan Desember,” pungkas Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com