Kendati demikian, beberapa saat kemudian, Amry diberi kabar bahwa empat anggota keluarganya tertimpa tembok roboh. Ia pun langsung mengontak Doni.
Doni mengaku, ia marah ketika dihubungi oleh Amry karena merasa dibohongi.
Baca juga: Keluarga Korban Tembok Roboh di Tebet Sempat Marah, Dikira Dapat Berita Bohong
"Saya ditelepon keponakan saya si Amry. Dia bilang, mereka bertiga ketiban tembok. Saya marah. Gimana sih perasaan saya, baru dari situ langsung ditelepon mereka ketiban tembok?" ucap Doni.
Namun, ia lekas meredam amarahnya dan bergegas ke tempat S dan T. Doni melihat, tembok sudah roboh dan nyawa tiga keluarganya tidak terselamatkan.
"Enggak tahunya benar. Mereka ketiban tembok. Yang meninggal S, T, dan D. Yang selamat cuma anaknya D, MF," ungkap Doni.
S, T, dan D, dievakuasi ke RSCM sebelum dimakamkan oleh pihak keluarga. Sementara MF dibawa ke RSUD Tebet untuk dirawat.
Angin tidak kencang
Doni masih dibalut perasaan campur aduk. Ia masih tidak percaya akan nasib tragis yang menimpa keluarganya.
Sebab, Doni tidak mengetahui penyebab tembok itu roboh menimpa lapak S dan T.
"Siang itu angin enggak kencang," ucap dia.
Saat Doni berkunjung pukul 08.00 WIB dan pulang sebelum pukul 12.00 WIB, tembok masih berdiri kokoh. Angin pun tidak berembus dengan kencang.
Doni menuturkan, ia tidak paham mengapa tembok itu roboh karena kondisi angin tersebut.
Baca juga: Tembok Roboh Tewaskan 3 Orang di Tebet, Keluarga: Angin Enggak Kencang
"Tiba-tiba ambruk saja, namanya juga sudah takdir," kata dia.
Namun, Amry berkata lain. Ia menuturkan, tembok SPBU itu sudah rawan roboh sejak lama.
Sebab, posisinya miring. Warga setempat pun telah melayangkan teguran kepada pihak SPBU.